BBM RON Rendah Berpotensi Merusak Mesin Kendaraan

Rabu, 30 September 2020 | 13:55 WIB
Asni Ovier / AO
Pembongkaran muatan 24 KL BBM dari Si hitam Pertamax Turbo ke tangki pendam milik SPBU Rest Area Tol Semarang-Solo di Km 429 Ungaran Timur.

Jakarta, Beritasatu.com - Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan nilai Research Octane Number (RON) rendah sangat berisiko bagi mesin. BBM RON rendah akan menurunkan performa atau unjuk kerja (daya dan efisensi), memburuknya emisi gas buang kendaraan bermotor, membuat mesin mengelitik (knocking), sampai risiko terburuk berupa ruang bakar berlubang.

Knocking (bunyi mesin mengelitik) inilah yang harus dihindari, karena bisa merusak mesin, membuat piston berlubang, serta menurunkan efisiensi dan menaikan emisi gas buang,” kata pakar mesin kendaraan bermotor dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Iman K Reksowardojo di Jakarta, Rabu (30/9/2020).

Dikatakan,BBM dengan RON rendah memang menjadi penyebab knocking. Secara termodinamika, knocking terjadi karena BBM RON rendah tidak tahan terhadap tekanan atau temperatur tinggi, sehingga BBM bisa terbakar sebelum waktunya untuk dinyalakan oleh api dari busi.

"Pembakaran yang terjadi bukan dari busi itu yang disebut knocking. Kondisi itu yang terjadi pada BBM RON rendah dan sangat merusak mesin karena temperatur dan tekanan yang sangat tinggi," katanya.

Hal itu yang membedakan dengan BBM RON tinggi dengan kadar 92 ke atas. BBM RON tinggi tersebut tahan terhadap temperatur dan tekanan tinggi, untuk tidak menyala dengan sendirinya. "Pembakaran yang terjadi hanya berasal dari api busi, bukan karena temperatur dan tekanan yang tinggi yang berasal bukan dari busi," ujar Iman.

Pada dasarnya, kata Iman, angka oktan memang merupakan parameter ketahanan BBM dari tekanan/temperatur untuk menyala sendiri (detonasi). Semakin tinggi angka oktan, yang dicerminkan dari RON BBM, akan semakin baik pula kualitas BBM.

Itu sebabnya, Iman mengingatkan, pentingnya menggunakan BBM dengan angka oktan tinggi. Apalagi, spesifikasi mesin kendaraan keluaran terbaru memang dirancang untuk BBM dengan RON yang tinggi.

"Jadi memang harus sesuai. Kalau mesinnya dirancang untuk oktan tinggi maka harus mempergunakan BBM dengan angka oktan tinggi. Jika tidak, maka akan terjadi off-design operation atau operasi mesin di luar perancangan," katanya.

Jika itu yang terjadi, hasilnya juga di luar rancangan, seperti daya dan efisiesi menurun, usia mesin menjadi pendek, serta emisi gas buang memburuk. BBM dengan angka oktan tinggi, bila digunakan pada motor bensin dengan perbandingan kompresi yang tinggi akan menghasilkan daya yang tinggi. Hal ini membuat pemakaian bahan bakar irit dan emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan.

"Ibarat tubuh yang membutuhkan makanan bergizi, maka BBM berangka oktan tinggi ini adalah makanan sehat untuk kendaraan bermotor. Tidak hanya untuk kendaraan keluaran baru, BBM oktan tinggi juga baik untuk kendaraan-kendaraan lama,” kata Iman.

Menurut dia, untuk soal BBM, Indonesia paling tertinggal di antara negara-negara ASEAN. Bahkan, Myanmar yang sebelumnya berada di bawah Indonesia, sekarang sudah mendahului memakai BBM minimal RON 91, sedangkan di sini masih ada yang memakai RON 88.



Sumber: ANTARA

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI