Jakarta, Beritasatu.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, mengatakan, ada empatv varian Covid-19 yang mendominasi di Indonesia saat ini.
Namun, keempat varian itu belum menjadi kekhawatiran karena tidak masuk kategori variant of interest (VoI) maupun variant of concern (VoC).
Pertama, varian B.1.466.2 yang berasal dari Bekasi, Jawa Barat pada 12 November 2020.
Amin mengakui varian itu bisa disebut varian lokal yang jumlahnya mencapai 466 virus (24,55%) berdasarkan data Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID).
“Mungkin benar ini made in Indonesia, tetapi untungnya tidak masuk variant of interest atau variant of concern, tampaknya mereka baik-baik saja,” kata Amin dalam diskusi virtual bertema “Tes Covid-19 Tidak Memadai, Faulty Covid-19 Test Mechanism”, Sabtu (5/6/2021).
Amin mengatakan, varian B.1.466.2 terbanyak di Indonesia yaitu 74%, diketahui menjadi penyebab meningkatnya transmisibilitas. Varian itu memiliki mutasi P681R yang sama pada varian B117 (Inggris), N439K, D614G, P681R, T205I, Q57H, P323L, S259L, P822L, S126L, T350I, dan L75F.
Varian B.1.466.2 tersebar di Bali (127), Jabar (101), Jakarta (71), Sulawesi Barat (22), Banten (19), Kalimantan Selatan (16), Sulawesi Selatan (16), Jawa Timur (13), Jawa Tengah (13), Kalimantan Tengah (12), Sumatera Selatan (9), Sumatera Barat (9), Sumatera Utara (7), Nusa Tenggara Barat (6), Nusa Tenggara Timur (5), Kalimantan Utara (4), Sulawesi Tenggara (3), Riau (3), Kalimantan Barat (2), Papua (2), Kalimantan Timur (2), Sulawesi Tenggara (2), dan Yogyakarta (2).
Kedua, varian yang mendominasi adalah di Indonesia adalah B.1.470. Varian itu pertama kali ditemukan di Surabaya, Jawa Timur, pada 9 April 2020.
“Varian B.1.470 terbanyak di Indonesia yaitu 79% dan jumlah pada GISAID 410 virus (21,6%),” kata Amin.
Ketiga, varian B.1.1.398 yang pertama kali ditemukan di Jakarta pada 5 Juni 2020.
Menurut Amin, B.1.1.398 terbanyak di Indonesia yaitu 67%, diketahui menjadi penyebab berkurangnya netralisasi antibodi. Dalam data GISAID, varian B.1.1.398 sebanyak 173 virus (9,11%).
“Varian B.1.1.398 memiliki mutasi E484K yang sama pada varian B.1.351 Afrika Selatan, D614G, E484K, G204R,” kata Amin.
Keempat, varian B.1.459 yang pertama kali ditemukan di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 1 Juni 2020. Varian tersebut terbanyak di Indonesia yaitu 71% dan jumlahnya pada GISAID sebanyak 129 virus (6,8%).
Amin menambahkan varian B.1.459 antara lain memiliki mutasi L452R yang sama pada varian B1617 India dan mutasi P681R yang sama pada varian B117 Inggris.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, dalam diskusi virtual, Sabtu 5 Juni 2021.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com