Kupang, Beritasatu.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Nusa Tenggara Timur (NTT), menyiapkan barisan untuk mendukung pencalonan kembali Said Aqil Siroj sebagai ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Visi global Nahdlatul Ulama (NU) untuk membangun peradaban dunia mensyaratkan satu hal, yakni kepemimpinan berspektrum global.
Paparan visi global NU ini menjadi topik yang mengemuka dalam pertemuan PCNU se-NTT di Asrama Haji Kupang, Minggu (14/11/2021). “Visi global mustinya dipegang tokoh bertaraf global. Bapak Kiai Said Aqil Siroj belum ada saingannya setelah Gus Dur,” kata Ketua PCNU Lembata, KH Muchtar Sarabiti dalam keterangan yang diterima Beritasatu.com, Senin (15/11/2021).
Sebagai tokoh muslim paling berpengaruh dunia ke-19 berdasarkan peringkat Pusat Studi Islam Yordania, Said Aqil masih menjadi satu-satunya figur yang layak melanjutkan kepemimpinan lima tahun ke depan. “Adalah rugi kalau kita tidak memaksimalkan pikiran beliau, tenaga beliau,” ucap Muchtar.
Muchtar lantas mengajak 21 Pengurus PCNU lainnya yang hadir untuk bersatu dalam menyuarakan pilihan pada Muktamar NU di Lampung, pada Desember 2021. “Jujur, Muktamar Jombang karena terombang-ambing, saya tidak pilih beliau, tetapi hari ini saya mengajak mari kita NU Se-NTT menyatukan barisan mendukung Pak Kiai Said,” kata Muchtar.
Sedikit berbeda, PCNU Kota Kupang justru mengaku lebih memberikan pembobotan figur calon ketua umum PBNU dari segi keilmuan agama dan kealiman. Dalam hal ini, Said Aqil Siroj dinilai masih cukup mumpuni.
“Kalau kami pendekatannya istikharah. Ini ciri khas NU ya. NU tidak bisa ditekan-tekan apalagi dibeli,” kata Ketua PCNU Kota Kupang, KH Muhammad Nur Yamin.
Sebagai informasi, pada 4 November lalu, Ketua PCNU Kota Kupang bersama 61 PCNU lain dan 9 PWNU representasi zona se-Indonesia telah secara resmi meminta Said Aqil Siroj maju dan bersedia dipilih kembali.
Nur Yamin yang merupakan santri jebolan Magelang mengajak semua pihak untuk bermuktamar dengan teduh dan beretika. Sebelumnya, Nur Yamin mengaku sempat dibuat tersinggung dengan pola-pola perebutan dukungan yang kurang mencerminkan akhlak NU.
“Terus terang kami kurang respect ya kalau ada tim, utusan, atau apalah namanya, yang datang ke kami, tetapi modelnya petantang petenteng kayak bukan santri saja,” kata Nur Yamin.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com