Ketua KPU Sebut Penyebar Info Tak Jelas Mayoritas Laki-laki Pensiunan
Muhammad Aulia / DIN
Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari menyebutkan, penyebar info-info tidak jelas mayoritas berjenis kelamin laki-laki dengan usia 50 tahun, termasuk para pensiunan. Info-info tersebut disebarkan lewat media sosial seperti Whatsapp (WA).
Hal itu diungkapkan Hasyim dalam Acara Dialog Penguatan Internal Polri bertajuk Menampik Berita Bohong, Ujaran Kebencian, Politik Identitas, Polarisasi Politik dan SARA pada Pemilu 2024 di Hotel Ambhara, Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Mulanya Hasyim menerangkan soal penelitian dari temannya mengenai Pemilu 2019. Disimpulkan, penggunaan media sosial WA sangat intens dalam pemilu dimaksud. Hasyim menyampaikan, karakteristik dari info tak jelas yang disebarkan di WA yakni diawali dengan kata 'dari grup sebelah.' Lalu di bagian akhirnya ditulis 'viralkan.'
"Kalau bagian awalnya 'dari grup sebelah', bagian akhirnya 'viralkan' itu udah enggak usah dibaca deh. Karena apa? Kemungkinan besar substansi atau kontennya ya itu menjelek-jelekan orang, fitnah, disinformasi segala macam," ujar Hasyim.
Hasyim kemudian mengungkit soal karakteristik penyebar info-info itu berdasarkan pada penelitian yang sama. Ditemukan bahwa mayoritas penyebar info-info yang tidak jelas itu adalah laki-laki di atas usia 50 tahun. "Riset yang dilakukan teman saya itu kecenderungan pengguna media sosial menyebarkan info-info enggak jelas itu, dari jenis kelamin paling banyak laki-laki," ujar Hasyim.
"Kemudian yang kedua usianya ini di atas 50 tahun, bapak-bapak di atas 50 tahun bahkan kecenderungannya yang usia pensiun. Ini kan menarik ya," ungkap Hasyim menambahkan.
Hasyim mencontohkan ketika mencuat isu mengenai kontainer berisi surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Surat suara tersebut diklaim telah tercoblos demi memenangkan pasangan calon tertentu. "Saya ngebatin 'wong tender pengadaan surat suara belum ada, kok tiba-tiba sudah ada'," ungkap Hasyim.
Untuk itu, Hasyim memandang tidak ada kebohongan yang sempurna. Menurutnya, pasti ada kekurangan yang pada akhirnya membongkar kebohongan tersebut. "Oleh karena itu saya kira yang paling penting adalah kita semua punya kesadaran untuk meyakinkan bahwa informasi yang disebarkan itu benar atau enggak. Harus ada clearing house of information," tutur Hasyim.
Sumber: BeritaSatu.com
# Pemilu 2024# Informasi Pemilu# Hoaks Pemilu# KPU# Penyebar Hoaks Pemilu