Polarisasi Politik Berpotensi Terjadi di Pemilu 2024

Jakarta, Beritasatu.com - Guru besar psikologi politik UI, Hamdi Muluk mengatakan, polarisasi politik berpotensi terjadi di Pemilu 2024. Narasi polarisasi tersebut akan melibatkan beberapa hal.

Pertama, ketidakpuasan pada layanan publik dan kebutuhan pokok. Kedua, ideologi yaitu pemimpin harus seiman, kebijakan publik berlandaskan agama, dan hukuman mati terhadap penistaan agama.

"Narasi konspirasi terhadap pemerintah dengan konten memprioritaskan kepentingan asing dibandingkan kepentingan rakyat," kata Hamdi dalam Rilis Survei Nasional bertajuk "Polarisasi Politik di Indonesia: Mitos atau Fakta?" yang dikutip dari akun Youtube Laboratorium Psikologi Politik UI, Minggu (19/3/2023).

Dikatakan Hamdi, ekplorasi hasil menunjukkan masyarakat terpolarisasi menjadi dua kelompok dengan ukuran proporsional 43 persen dan 57 persen.

"Cluster satu memiliki posisi relatif pada ujung spektrum kiri dan cluster dua memiliki positif relatif pada ujung spektrum kanan," ucapnya.

Lebih lanjut Hamdi mengatakan, polarisasi terjadi baik di dunia maya maupun dunia nyata. Kemudian survei opini publik ditemukan juga bahwa ada polarisasi berbasis kinerja pemerintah, sentimen anti-luar negeri atau anti-asing.

Sebagai informasi, untuk menguji apakah polarisasi politik terjadi di Indonesia, Laboratorium Psikologi Politik melakukan dua studi. Studi pertama, analisis data sosial media di online yaitu analisis terhadap 43 juta tweet sebelum, selama, dan sesudah Pilpres 2019.

Studi kedua berupa survei opini publik yang dilakukan dari rentang waktu 6 Februari sampai dengan 28 Februari 2023. Studi ini bertujuan untuk melihat apakah sisa-sisa (residu) polarisasi yang tadinya terindentifikasi di dunia online selama Pilpres 2019 masih terkonfirmasi dalam bentuk sikap, perasaan dan opini di konteks offline selama 3 tahun setelah pilpres usai.

Nantinya, dua studi itu dalam rangka memenuhi syarat publikasi untuk hibah riset unggulan di Universitas Indonesia dan dalam waktu dekat akan dikirim ke jurnal ilmiah.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini