Bahaya Laten Hoax PKI
Jakarta, Beritasatu.com - Hoax tentang ideologi komunis, khususnya Partai Komunis Indonesia (PKI), terus berulang. Sasaran hoax adalah calon presiden, ulama, politisi, pejabat publik, partai politik (parpol), dan juga masyarakat. Selain bertujuan mendiskreditkan seseorang atau sekelompok orang/golongan, hoax PKI juga bisa dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk memicu keresahan di masyarakat.
Hoax PKI semakin terasa pada Pilpres 2014. Ketika itu, Joko Widodo yang berpasangan dengan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) bertarung dengan Prabowo Subianto yang berduet dengan Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta).
Data Politicawave menunjukkan Jokowi-JK lebih banyak menjadi sasaran kampanye hitam (hoax) yang mencapai 94,9% dan 5,1 % kampanye negatif. Kampanye hitam terhadap Prabowo-Hatta lebih sedikit, yakni 13,5% dan kampanye negatif mencapai 86,5%.
Pada Pemilu 2019, penyebaran hoax tetap terjadi. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menunjukkan sejak Agustus 2018 hingga 25 April 2019 teridentifikasi 341 hoax yang ditujukan kepada capres Joko Widodo maupun Prabowo Subianto.
Berdasarkan analisis Subdit Pengendalian Konten Internet Kemenkominfo dari 60 hoax bermuatan politis, Jokowi menjadi target utama. Hoax Jokowi, antara lain menyebutkan ia keturunan PKI.
Ini sejalan dengan survei Indikator yang juga menunjukkan hoax tentang Jokowi berkaitan dengan keturunan PKI.
Direktur Media Sosial Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Arya Sinulingga mengonfirmasi bahwa capres Jokowi kerap diserang isu PKI.
Obor Rakyat
Seperti hoax pada umumnya, hoax PKI dibuat dengan cara menulis narasi, mengedit foto atau hasil tangkapan layar, dan juga memanipulasi video. Hasilnya disebar di media sosial dan juga di portal tertentu. Ada juga hoax yang dibuat dalam bentuk barang cetakan, seperti buku atau tabloid.
Salah satu hoax terbesar pada Pilpres 2014 adalah tabloid Obor Rakyat, yang antara lain menulis Jokowi adalah keturunan PKI. Jokowi disebut bukan anak Widjiatno Notomihardjo, melainkan anak tokoh PKI bernama Oey Hong Leong. Jokowi juga disebut memiliki nama baptis: Hubertus Handoko.
Dua orang yang bertanggung jawab terhadap produksi dan penyebarluasan barang cetakan tersebut adalah Setyardi dan Darmawan Sepriyossa. Keduanya dihukum 8 bulan penjara pada November 2016.
Dikutip dari historia.id, tak hanya di Obor Rakyat, tudingan bahwa Jokowi keturunan PKI juga dimuat dalam pojoksatu.id. Tulisan berjudul “Ayah Jadi Pimpinan PKI Boyolali? Ini Kata Presiden Jokowi” dimuat pada Rabu, 30 September 2015 pukul 14.28 WIB.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini