Jejak Peran Tokoh NU di Pilpres Indonesia

Jakarta, Beritasatu.com – Masuknya nama Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 mengagetkan sebagian kalangan. Hal ini lantaran sebelum deklarasi yang digelar di Surabaya, Sabtu (2/9/2023) lalu, kedua tokoh ini sudah memiliki koalisi masing-masing.
Anies Baswedan merupakan capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), sementara Cak Imin yang merupakan Ketua Umum PKB bernaung di Koalisi Kebangkitan Indonesai Raya (KKIR) dan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai capres.
Dengan deklarasi Anies-Cak Imin ini sudah ada satu pasangan calon (paslon) yang mengumumkan maju di Pilpres 2024. PKB dan Nasdem yang mengusung Anies-Cak Imin sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen kursi DPR terlepas keputusan PKS nantinya.
Dengan Cak Imin menjadi bakal cawapres Anies makin menguatkan peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam panggung pilpres di Indonesia. Tokoh NU selalu berpartisipasi dalam tiap gelaran pilpres.
Dalam sejarah Indonesia, Pilpres yang pertama kali dilakukan pada 2004 tercatat selalu ada capres atau cawapres yang merupakan representasi NU. Pada Pilpres 2004, ada tiga nama tokoh NU yang berlaga.
Ketiga tokoh itu, yakni Jusuf Kalla (JK) yang menjadi cawapres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), KH Hazim Muzadi menjadi cawapres Megawati Soekarnoputri, dan Salahudin Wahid atau Gus Solah menjadi cawapres Wiranto. Ketiga paslon itu yang menduduki posisi tiga besar mengalahkan dua pasangan lain, yaitu Amien Rais-Siswono Yudo dan Hamzah Haz-Agum Gumelar. Perlu dicatat, Hamzah Haz merupakan mantan ketua umum PPP yang pernah menjadi wakil ketua DPW NU Kalimantan Barat dan anggota DPR dari NU.
Dalam Pilpres 2004 itu, pasangan SBY-JK keluar sebagai pemenang.
Nasib berbeda terjadi pada Pilpres 2009. Saat itu, Jusuf Kalla (JK) yang berpasangan dengan Wiranto berada di posisi terakhir di Pilpres kalah dari Megawati-Prabowo dan SBY-Boediono. Banyak pengamat yang mengatakan alasan pengaruh NU kurang berpengaruh pada Pilpres 2009 karena sosok SBY yang merupakan petahana dan masyarakat yang saat itu masih puas dengan kinerja periode pertama SBY.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Polisi Ringkus Buruh Cabuli Siswi SMA di Serang

Elon Musk Dukung Israel, MUI Ajak Boikot Twitter dan Tesla

MAKI Nilai Laporan Korupsi Kementan Mangkrak 3 Tahun, Tanggung Jawab Pimpinan KPK

Kimia Farma Pertimbangkan IPO Anak Usaha Pascapemilu

Eddy Hiariej Tak Mundur dari Jabatannya, Menkumham: Terserah Presiden Saja

Mengenal Mycoplasma Bakteri yang Diklaim Jadi Penyebab Pneumonia

Bantu Atlet dan Seniman, Tantowi dan Helmi Yahya Gelar Pameran Lukisan

Donna Harun DPO Kasus Penistaan Agama? Cek Faktanya

Menko Marves Luhut Saksikan Pelantikan Kasad Maruli Simanjuntak

8 Buah yang Bisa Melangsingkan Tubuh Tanpa Sedot Lemak

KPU Harapkan Capres Cawapres Bicara Realistis Saat Debat Pilpres

Nikmati Cashback Spesial 40% Setiap Hari Saat Belanja di Shopee Video

New Daihatsu Taft Bisa Jadi Saingan Suzuki Jimny

Jokowi Ajak Semua Pihak Jaga Kesejukan dan Persatuan dalam Pemilu 2024

Sebanyak 204 Juta Data Pemilih di KPU Bocor, Ini 10 Akibatnya
1
5
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo