ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Jejak Peran Tokoh NU di Pilpres Indonesia

Penulis: Harrist Riansyah | Editor: FFS
Kamis, 14 September 2023 | 12:21 WIB
Ilustrasi Nahdlatul Ulama.
Ilustrasi Nahdlatul Ulama. (Antara)

Jakarta, Beritasatu.com – Masuknya nama Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 mengagetkan sebagian kalangan. Hal ini lantaran sebelum deklarasi yang digelar di Surabaya, Sabtu (2/9/2023) lalu, kedua tokoh ini sudah memiliki koalisi masing-masing.

Anies Baswedan merupakan capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), sementara Cak Imin yang merupakan Ketua Umum PKB bernaung di Koalisi Kebangkitan Indonesai Raya (KKIR) dan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai capres.

Dengan deklarasi Anies-Cak Imin ini sudah ada satu pasangan calon (paslon) yang mengumumkan maju di Pilpres 2024. PKB dan Nasdem yang mengusung Anies-Cak Imin sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen kursi DPR terlepas keputusan PKS nantinya.

ADVERTISEMENT

Dengan Cak Imin menjadi bakal cawapres Anies makin menguatkan peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam panggung pilpres di Indonesia. Tokoh NU selalu berpartisipasi dalam tiap gelaran pilpres. 

Dalam sejarah Indonesia, Pilpres yang pertama kali dilakukan pada 2004 tercatat selalu ada capres atau cawapres yang merupakan representasi NU. Pada Pilpres 2004, ada tiga nama tokoh NU yang berlaga.

Ketiga tokoh itu, yakni Jusuf Kalla (JK) yang menjadi cawapres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), KH Hazim Muzadi menjadi cawapres Megawati Soekarnoputri, dan Salahudin Wahid atau Gus Solah menjadi cawapres Wiranto. Ketiga paslon itu yang menduduki posisi tiga besar mengalahkan dua pasangan lain, yaitu Amien Rais-Siswono Yudo dan Hamzah Haz-Agum Gumelar. Perlu dicatat, Hamzah Haz merupakan mantan ketua umum PPP yang pernah menjadi wakil ketua DPW NU Kalimantan Barat dan anggota DPR dari NU. 

Dalam Pilpres 2004 itu, pasangan SBY-JK keluar sebagai pemenang.  

Nasib berbeda terjadi pada Pilpres 2009. Saat itu, Jusuf Kalla (JK) yang berpasangan dengan Wiranto berada di posisi terakhir di Pilpres kalah dari Megawati-Prabowo dan SBY-Boediono. Banyak pengamat yang mengatakan alasan pengaruh NU kurang berpengaruh pada Pilpres 2009 karena sosok SBY yang merupakan petahana dan masyarakat yang saat itu masih puas dengan kinerja periode pertama SBY.

Bagikan

BERITA TERKAIT

KPU Harapkan Capres Cawapres Bicara Realistis Saat Debat Pilpres

KPU Harapkan Capres Cawapres Bicara Realistis Saat Debat Pilpres

BERSATU KAWAL PEMILU
Jokowi Ajak Semua Pihak Jaga Kesejukan dan Persatuan dalam Pemilu 2024

Jokowi Ajak Semua Pihak Jaga Kesejukan dan Persatuan dalam Pemilu 2024

BERSATU KAWAL PEMILU
KPU Pastikan Debat Capres-Cawapres Dilakukan di Jakarta

KPU Pastikan Debat Capres-Cawapres Dilakukan di Jakarta

BERSATU KAWAL PEMILU
Prabowo Masih Aktif di Kantor, Belum Ambil Cuti di Hari Kedua Masa Kampanye Pilpres

Prabowo Masih Aktif di Kantor, Belum Ambil Cuti di Hari Kedua Masa Kampanye Pilpres

BERSATU KAWAL PEMILU
Jumat, Polda Metro Jaya Panggil Aiman soal Oknum Aparat Tak Netral

Jumat, Polda Metro Jaya Panggil Aiman soal Oknum Aparat Tak Netral

MEGAPOLITAN
Lagi-lagi Tak Kampanye, Gibran Pilih Hadiri Upacara di Balai Kota Solo

Lagi-lagi Tak Kampanye, Gibran Pilih Hadiri Upacara di Balai Kota Solo

BERSATU KAWAL PEMILU

BERITA TERKINI

Loading..
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT