ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Peta Kekuatan Koalisi Ganjar, Prabowo, dan Anies Setelah PKB dan Demokrat Bertukar Posisi

Penulis: Harrist Riansyah | Editor: FFS
Selasa, 26 September 2023 | 05:01 WIB
Ilustrasi Pemilu 2024.
Ilustrasi Pemilu 2024. (Antara)

Jakarta, Beritasatu.com – Suasana politik semakin dinamis menjelang pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) di Pilpres 2024. Tiap partai saling menempatkan posisi dengan bergabung atau keluar koalisi. 

Koalisi parpol menjadi semacam keniscayaan mengingat Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum atau UU Pemilu menyatakan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold minimal 20 persen kursi parlemen atau 25 persen suara pada pileg terakhir atau Pileg 2019. Dengan aturan itu, hanya PDIP yang dapat mengajukan capres sendiri di Pilpres 2024 karena mengantongi 128 kursi di DPR atau 22,6 persen.

Saat ini, dua parpol di parlemen, yaitu PKB dan Demokrat telah bertukar koalisi imbas dari deklarasi pasangan bakal capres dan cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin). PKB yang dipimpin Cak Imin berpindah koalisi dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Sedangkan, Partai Demokrat yang tidak terima dengan bakal capres-cawapres Anies-Cak Imin atau Amin memutuskan hengkang dari KPP dan mendeklarasikan mendukung Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres mereka. Dengan demikian, Demokrat masuk ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang sebelumnya bernama KKIR.

ADVERTISEMENT

Selain KIM dan KPP, ada juga koalisi dari PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres mereka. Berdasarkan Pasal 222 UU Pemilu, ketiga koalisi tersebut telah memenuhi syarat untuk mengusung capres. Lantas, bagaimana peta kekuatan koalisi parpol pendukung Ganjar, Prabowo, dan Anies di Pilpres 2024 setelah PKB dan Demokrat bertukar koalisi?

Koalisi Prabowo Subianto
Bertukarnya PKB dengan Demokrat dalam koalisi pendukung Prabowo membuat koalisi ini tetap diisi oleh empat parpol parlemen. Partai Gerindra yang meraih 12,57 persen suara nasional pada Pileg 2019 dengan mendapatkan 78 kursi di DPR (13,59 persen). Kemudian, Golkar mendapatkan 12,31 persen suara dengan 85 kursi di parlemen (14,81 persen). Sedangkan Demokrat sebagai pendatang baru di KIM memiliki suara sebanyak 7,77 persen dengan 54 kursi (9,41 persen). PAN yang gencar mengusung Erick Thohir sebagai cawapres meraih 6,84 persen suara dengan 44 kursi DPR (7,67 persen).

Tak hanya parpol parlemen, Prabowo Subianto juga didukung parpol nonparlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB) yang pada Pileg 2019 lalu mendapat 0,79 persen suara. Ada juga partai baru yaitu Gelora yang baru bulan ini mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto. Dengan demikian koalisi yang mendukung Prabowo Subianto memiliki modal 40,28 persen suara narional dengan perolehan 261 kursi di DPR atau 45,48 persen kursi DPR.

Bagikan

BERITA TERKAIT

Eks Aktivis 98 Sepakat Tolak Fitnah untuk Prabowo-Gibran

Eks Aktivis 98 Sepakat Tolak Fitnah untuk Prabowo-Gibran

BERSATU KAWAL PEMILU
Gerindra Targetkan Prabowo-Gibran Raup 60 Persen Suara di Jawa Barat

Gerindra Targetkan Prabowo-Gibran Raup 60 Persen Suara di Jawa Barat

BERSATU KAWAL PEMILU
Jokowi: Perbedaan Pilihan di Pemilu Hal Wajar, Tak Perlu Khawatir

Jokowi: Perbedaan Pilihan di Pemilu Hal Wajar, Tak Perlu Khawatir

BERSATU KAWAL PEMILU
Gus Miftah Ajak Gibran Serap Aspirasi Kiai dan Santri di Pesantren

Gus Miftah Ajak Gibran Serap Aspirasi Kiai dan Santri di Pesantren

BERSATU KAWAL PEMILU
MK Tolak Gugatan Mahasiswa Unusia soal Syarat Capres-Cawapres

MK Tolak Gugatan Mahasiswa Unusia soal Syarat Capres-Cawapres

BERSATU KAWAL PEMILU
Kasad Maruli: Saya Akan Pastikan TNI AD Netral di Pemilu 2024

Kasad Maruli: Saya Akan Pastikan TNI AD Netral di Pemilu 2024

BERSATU KAWAL PEMILU

BERITA TERKINI

Loading..
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT