Jakarta - PT Martina Berto kembali memperbaharui kerja sama di bidang riset bioteknologi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kerja sama riset yang sudah dimulai sejak tahun 2013 ini untuk mengungkap potensi dan khasiat anggrek langka asal Indonesia, Coelogyne marthae SEC Sierra.
Penandatanganan perpanjangan kerja sama ini dilakukan di kantor Puspita Martha, Jakarta. Hadir dalam penandatanganan MoU tersebut Founder and Chairwomen Martha Tilaar Group, Dr (HC) Martha Tilaar, Director of Corporate Creative and Innovative Martha Tilaar Group, Kilala Tilaar, serta Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Soni Solistia Wirawan, serta jajaran perekayasa BPPT.
Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Soni Solistia, mengatakan, pihaknya berharap dengan pembaruan kerja sama ini bisa memperluas cakupan kerja sama lainnya. Sebab, saat ini baru satu unit yang bekerja sama dengan Martha Tilaar.
"Saat ini baru bioteknologi yang dimanfaatkan, masih banyak unit lain yang bisa dijalin kerja samanya," kata Soni, di sela-sela penandatanganan MoU di Jakarta, Selasa (6/11).
Soni menambahkan, kerja sama ini pun sebagai bentuk implementasi penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi dalam pengembangan kosmetik dan herbal di Indonesia.
Director of Corporate Creative and Innovative Martha Tilaar Group, Kilala Tilaar, mengungkapkan, dalam melakukan riset ini banyak tahapan yang dilakukan. Hal ini untuk mencari tahu kemanfaatan anggrek langka tersebut.
Anggrek langka ini ditemukan oleh Soraya EC Sierra, seorang peneliti dari National Herbarium Netherland Universitas Leiden. Coelogyne marthae SEC Sierra adalah salah satu jenis anggrek baru dan langka yang hidup secara epifit dan tumbuh endemik di Indonesia terutama di Pulau Kalimantan bagian barat.
"Kemudian BPPT melakukan eksplorasi, verifikasi lewat keilmuan, identifikasi dan domestik atau in vitro. Karena kalau menunggu tumbuh di alam lama," ucapnya.
Kerja sama yang dimulai sejak tahun 2013 ini, kini dalam fase pencarian fungsi dan kemanfaatannya, apakah memiliki kadar antioksidan atau antimikroba. Riset dari akar hingga ujung daun anggrek ini dilakukan secara intensif.
Kilala menyebutkan, saat ini tren dunia mengarah ke natural produk atau produk berbahan dari alam. Ia meyakini, Indonesia punya kekuatan dan sumber kekayaan hayati yang besar, namun belum semuanya diketahui manfaatnya.
Diperkirakan lebih dari 30.000 spesies tanaman dan baru sekitar 7.000 tanaman obat kosmetik dan aromatik (toka) yang teridentifikasi. Dari jumlah itu, baru sekitar 300 jenis yang sudah dimanfaatkan dan Martha Tilaar memiliki 60 paten dari toka.
Sumber: Suara Pembaruan