Doha, Beritasatu.com - Pelatih Maroko, Walid Reragui mengatakan keberhasilan timnya menyingkirkan Spanyol adalah membiarkan lawannya itu mendominasi penguasaan bola dalam laga 16 besar Piala Dunia 2022 di Education City, Rabu (7/12/2022) dini hari WIB. Alhasil Maroko akhirnya mampu memaksakan hasil imbang selama 90 menit dan tambahan 30 menit sehingga memaksakan adu penalti.
Dalam adu penalti, Maroko berhasil mengemas kemenangan 3-0 dan menjadikan mereka sebagai tim Afrika pertama yang mencapat perempat final piala dunia.
Dalam laga tersebut Spanyol begitu mendominasi penguasaan bola. Namun pertahanan solid Maroko membuat Sergio Busquets dan kawan-kawan kesulitan untuk menembusnya.
“Kami telah sepakat untuk tidak merebut bola, bukan karena takut. Kami cukup rendah hati untuk mengatakan bahwa kami belum menjadi Prancis, Jerman, atau Inggris, untuk bersaing dengan mereka dalam hal penguasaan bola," ujar Reragui.
“Tidak ada yang berhasil mencuri bola dari mereka, jadi saya menerima tidak memiliki bola. Saya bukan seorang penyihir,” lanjutnya.
Reragui mengatakan tim harus berlatih serius selama empat hari untuk mematangkan strategi tersebut.
“Setelah menutup begitu banyak umpan selama 120 menit, kami tahu kami akan memiliki peluang, kami memiliki dua, tiga, empat peluang. Kami tidak tahu bagaimana cara menghukum mereka. Namun ketika Anda memiliki penjaga gawang (hebat) seperti itu, Anda tahu Anda memiliki peluang yang lebih baik untuk berhasil,” katanya.
Kiper Maroko Yassine Bounou menjadi pahlawan kemenangan Maroko berkat keberhasilannya menggagalkan tendangan Carlos Soler dan Sergio Busquets dalam adu penalti. Sementara tendangan Pablo Sarabia membentur tiang. Kemenangan Maroko ditentukan lewat gol pemain kelahiran Madrid, Achraf Hakimi.
“Selamat kepada para pemain, mereka melakukan sesuatu yang luar biasa, dalam energi yang gila-gilaan, dalam keinginan untuk tidak melepaskan pertandingan ini,” katanya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: First Post