Soal KLB PSSI, Pengamat: Jangan Sampai Jadi Voters yang Datang, Duduk, Duit
Jakarta, Beritasatu.com - Pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Marhali, mengingatkan bahwa peran voters di KLB PSSI akan sangat menentukan masa depan sepak bola Indonesia. Voters merupakan pemegang hak suara dalam pemilihan ketua umum PSSI, wakil ketua umum, dan komite eksekutif (exco) di Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.
Oleh karena itu, penting untuk para voters menggunakan suaranya dengan sebaik mungkin demi kemajuan sepak bola Tanah Air.
"Voters juga akan sangat menentukan masa depan sepak bola Indonesia," kata Akmal kepada B-Universe, Rabu (25/1/2023).
"Jadi sepak bola kita mau dibawa ke arah yang modern dengan sepak bola yang bersih, sepak bola yang berprestasi atau kembali ke zaman purba, sepak bola yang penuh dengan pengaturan skor, sepak bola yang penuh dengan match fixing, match setting, itu semua sangat amat tergantung dengan voters," tuturnya.
Adapun voters dalam sesuai dengan pasal 34 Statuta PSSI edisi 2019, ada tujuh elemen anggota PSSI. Mereka terdiri dari klub, Asosiasi Provinsi PSSI; Asosiasi Klub Sepak Bola Wanita, Federasi Futsal Indonesia, Asosiasi Wasit, Asosiasi Pemain, dan Asosiasi Pelatih.
Akmal berharap, para voters dapat menggunakan hak suara sebagaimana mestinya, bukan justru memanfaatkan hak tersebut untuk mencari materi.
"Jadi voters ke depan di Kongres luar biasa PSSI pada 16 Februari ini, jangan sampai jadi voters yang 3D. Datang, duduk, duit," ujar koordinator Save Our Soccer itu.
"Tidak berpikir bagaimana memajukan sepak bola Indonesia. Jika voters kemudian berpikir untuk memajukan sepak bola Indonesia, kita harus optimis sepak bola kita akan menjadi lebih baik," tandasnya.
Sebaliknya, apabila voters memikirkan cara mendapatkan uang dari Kongres Luar Biasa, Akmal menilai tidak harapan sepak bola Tanah Air bisa menjadi lebih baik.
Hal terpenting dalam KLB nanti, Akmal mengajak seluruh pihak untuk sama-sama berpikir "Football is our home, not our job". Sebab, jika dijadikan ladang bisnis, lingkaran mafia sepak bola Indonesia tak akan pernah terputus.
Dia pun meminta PSSI bisa mencontoh negara-negara lain, yang mampu menjalankan fungsi federasi dengan baik sehingga dapat mengatasi mafia-mafia sepak bola.
"Kita wajib mencontoh Vietnam yang bisa memerangi mafia bola. Pada akhirnya Vietnam berprestasi, Jepang, Korea, bahkan Italia memerangi mafia. Mafia-mafia itu ada di lingkaran PSSI. Ini yang kemudian jangan sampai terulang di pengurus baru nanti," tegasnya.
Sumber: BeritaSatu.com
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Respons Pihak Shane Lukas Seusai Ayah David Tarik Pemberian Maaf
Kiky Saputri Akui Sengaja Ladeni Sindiran Fans Blackpink
Perlunya Kolaborasi Antar Stakeholder dalam Perdagangan Karbon
Shayne Pattynama Belum Bisa Main Bela Timnas Indonesia vs Burundi
Ini Isi Surat Shane Lukas untuk David
Jenguk David, Ayah Shane Lukas Bawa Bunga dan Surat
Serunya Pelesiran di Kebun Kurma Pasuruan bak Seperti Umrah
