Menpora Amali Akui Trauma PSSI Dapat Sanksi dari FIFA
Hendro D Situmorang / YUD
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengaku trauma dengan pemberian sanksi (banned) yang dijatuhkan FIFA ke PSSI.
Maka dari itu ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan ikut campur urusan PSSI, sehingga pemerintah menjaga betul posisinya. Kedepannya harus dijaga dan tidak boleh terulang lagi.
"Saya tidak ingin kejadian sepakbola Indonesia disanksi FIFA pada 2015 silam karena adanya campur tangan pemerintah kembali terulang. Saya menjaga betul di mana area pemerintah boleh masuk dan di mana pemerintah tidak boleh masuk. Kita trauma, kita punya pengalaman yang kurang baik ketika kita di sanksi oleh FIFA,” ujar Menpora di Jakarta, Sabtu (4/2/2023).
Menurutnya, pemerintah tidak boleh diajak masuk ikut campur ke dalam urusan internal federasi (PSSI), karena ia mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah terkait dengan sepakbola seusia kepengurusan PSSI saat ini.
“Karena itu, ketika tadi ada yang usulkan kata penyempurnaan diganti dengan kata transformasi, saya bilang jangan, kalau transformasi berarti kita sudah masuk ke ranahnya PSSI tapi kalau ini (penyempurnaan) bentuknya adalah dukungan," ungkap Menpora Amali.
Perkembangan, kemajuan, tujuan sepak bola Indonesia ini tergantung dari semua pihak. Kalau mau, sepak bola Indonesia akan maju, tentu melalui cara serta tahapan-tahapan sehingga panduan yang diharapkan dari pemerintah adalah Inpres No 3 tahun 2019 yang akan disempurnakan.
"Kita pertahankan judulnya Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional dan ini merupakan pekerjaan kita bersama, ini menjadi hasil kita bersama dan apapun itu adalah kebijakan untuk Indonesian Football Family," pungkas pria yang juga mengajukan diri sebagai calon Wakil Ketua Umum PSSI periode 2023-20237 tersebut.
Sumber: BeritaSatu.com