Legenda Timnas: Naturalisasi Bukti Buruknya Pembinaan Sepak Bola Usia Muda

Selasa, 7 Februari 2023 | 18:00 WIB
Hendro D Situmorang / CAH
Legenda Timnas Indonesia, Dede Sulaiman.

Jakarta, Beritasatu.com - Legenda pesepak bola nasional Dede Sulaiman menilai naturalisasi pemain yang dilakukan PSSI menjadi bukti buruknya pembinaan sepak bola di Indonesia.

Menurut Dede, pondasi yang terkuat adalah pembinaan di usia muda. PSSI dinilai hanya mau instan saja dengan naturalisasi, padahal dalam olahraga tidak ada yang instan.

”Naturalisasi adalah buruknya pembinaan sepak bola Indonesia. Kalau kualitas oke, kita juga salut, tetapi selama ini tidak ada apa-apanya tuh. Naturalisasi di Indonesia gak benar karena pembinaan tidak jalan,” kritik Dede Sulaiman saat silahturahmi legenda sepak bola nasional di Jakarta, (7/2/2023).

Hal ini dikatakannya karena pengurus PSSI saat ini kurang baik dan kurang berkualitas. Pasalnya, di bawah Direktur Teknik tidak ada satu pun mantan pemain Timnas Indonesia. Padahal di mana-mana pasti ada.

”Contohnya di bawah Direktur Teknik, Indra Sjafri, membawahi youth education yang ada Yeyen Tumena. Lalu ada youth development, ada Mundari Karya,”

Youth development cuma dia sendiri, tidak ada mantan pemain lain, tidak akan jalan sampai kapan pun.

Yang paling parah lagi pembinaan tim nasional di bawah Direktur Teknik, menurutnya tidak mantan pemain sepakbola. Makanya jangan bicara sepak bola Indonesia mau maju.

Semua bicara lisensi, padahal yang namanya youth development dan grassroot butuh mantan pemain. Dengan ini maka ada contoh untuk passing, long passing, dribel, shooting, pasti benar. Bukan dilihat lisensinya.

Baca Juga: Ini Dia Daftar Calon Tetap Ketum, Waketum, dan Anggota Exco PSSI 2023-2027

Dia menambahkan, kepelatihan juga sangat miris. Contoh ada teman yang sudah punya lisensi A dan A Pro. Namun apa yang mau dilatih, karena di Liga banyak pemain asing. ”Mau dibawa kemana sepak bola Indonesia kalau begini caranya,” pungkasnya.

Ia juga mengatakan, kompetisi sepak bola saat ini sudah benar dengan adanya Liga 1 dan pelapisnya, Liga 2 dan 3. Tapi hendaknya, pemain yang berkiprah di Liga 2 dan 3 harus ada pembatasan usia.

"Pemain di Liga dua dan tiga adalah cikal bakal pengganti pemain di Liga. " Bukan seperti sekarang ini pemain Liga II dan Liga III masih diperkuat oleh pemain tua," tandasnya lagi.

Menurutnya masih banyak yang harus dibenahi dalam tubuh PSSI agar sepak bola kita bangkit dari keterpurukan seperti saat ini.



Bagikan

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI