Buenos Aires, Beritasatu.com - Dokter Leopoldo Luque yang merupakan dokter pribadi Maradona dituduh membunuh ikon klub Liga Serie A Italia, Napoli, dan bintang besar sepakbola Argentina, Diego Armando Maradona. Rumahnya pun didatangi polisi untuk mencari bukti atas tuduhan tersebut.
Pihak berwajib lalu masih melakukan investigasi terhadap Luque atas tuduhan pembunuhan tersebut. Menjawab itu, pada Senin (30/11/2020) pagi waktu Buenos Aires, ia berani dan bersedia diwawancara media.
Luque mengakui bahwa Maradona menjelaskan penderitaan dan kondisinya kepada dirinya. Meski demikian, ia tetap ingin memberikan yang terbaik, sedapat mungkin, sejak dilarikan ke rumah sakit, menjalani operasi untuk mengeluarkan gumpalan darah dari dalam otaknya, hingga keluar rumah sakit dan melakukan perawatan di rumah.
Hanya saja, jiwanya tidak terselamatkan karena serangan jantung yang fatal hingga pengembaraan Maradona di dunia ini berakhir hanya beberapa minggu setelah ulang tahunnya yang ke-60.
"Pada satu titik, Maradona berkata kepada saya, 'Berapa lama lagi Anda menginginkan saya berada di sini (di dunia) dokter? Saya sudah sangat menderita," cerita Luque sebagaimana dikutip dari Marca.com.
Ia melanjutkan, "Saya kira, Diego, pada akhirnya tidak mau berjuang lagi. Ia menyerah. Dia sangat sedih dan saya melihatnya berada dalam jalan itu (menuju kematian). Dia terus mendorong dirinya ke arah sana, tetapi sebagai teman, saya tentu tidak membiarkan."
Maradona akhirnya meninggal pada usia 60 tahun pada Rabu (25/11/2020) lalu karena serangan jantung di kediamannya di Buenos Aires. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi para pencinta sepakbola di seluruh dunia, terutama rakyat Argentina.
Ribuan orang tumpah ruan di jalan sejak dari Istana Presiden Argentina hingga pemakaman untuk memberi penghormatan terakhir kepada megabintang Timnas Argentina tersebut sebelum akhirnya dimakamkan di Bella Vista, Kamis (26/11/2020) sore waktu setempat.
Sumber: BeritaSatu.com