15 destinasi wisata dikelola secara DMO

Penulis: B1
Selasa, 20 September 2011 | 10:53 WIB
Badan Narkotika Nasional (BNN) RI dan PT Bintang Toedjoe menjalin kerja sama tindakan preventif dan promosi pencegahan penyalahgunaan narkotika di Kantor dan Pabrik PT Bintang Toedjoe di Kawasan Industri Pulogadung (JIEP), Jakarta Timur, Selasa 31 Juli 2018.
Badan Narkotika Nasional (BNN) RI dan PT Bintang Toedjoe menjalin kerja sama tindakan preventif dan promosi pencegahan penyalahgunaan narkotika di Kantor dan Pabrik PT Bintang Toedjoe di Kawasan Industri Pulogadung (JIEP), Jakarta Timur, Selasa 31 Juli 2018. (Beritasatu.com / Dhika Ristyanti)

DMO merupakan pembentukan dan pengembangan organisasi tata kelola destinasi pariwisata yang berkelanjutan.

Sebanyak 15 destinasi pariwisata di Indonesia akan dikembangkan dengan konsep Destination Management System (DMO) dalam kurun empat tahun ke depan.

"Selama kurun waktu lima tahun sejak 2010 hingga 2014, kami telah menetapkan 15 destinasi pariwisata yang akan dikembangkan dengan konsep DMO," kata Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Firmansyah Rahim, dalam konferensi persnya di Jakarta.

DMO merupakan pembentukan dan pengembangan organisasi tata kelola destinasi pariwisata yang berkelanjutan berbasiskan proses mulai dari perencanaan hingga operasional dan pemantauan.

Ia mengungkapkan, sebanyak 15 destinasi pariwisata yang dikembangkan dengan konsep DMO meliputi Kota Tua Jakarta, Pangandaran (Jabar), Borobudur (Jateng), Bromo-Tengger-Semeru (Jatim), Toba (Sumut), dan Sabang (NAD).

Selain itu Bali, Rinjani (NTB), Komodo-Kelimutu-Flores (NTT), Tanjung Puting (Kalteng), Derawan (Kaltim), Toraja (Sulsel), Bunaken (Sulut), Wakatobi (Sultra), dan Rajaampat (Papua).

"Pembentukan dan pengembangan DMO tersebut bertujuan agar destinasi pariwisata Indonesia dikelola lebih profesional, bermutu, dan memiliki daya saing global," katanya.

Pihaknya mengatakan, saat ini dua wilayah yang telah dikembangkan sejak 2009 yakni Toba (Sumut) dan Pangandaran (Jabar).

Di kawasan Danau Toba, pihaknya menilai masih diperlukan upaya untuk menyatukan visi dan kebersamaan untuk menjadikan Toba menjadi wilayah DMO yang ideal, yang melibatkan masyarakat sekitar dan diselenggarakan secara terpadu.

Sedangkan di Pangandaran masih ada persoalan pemulihan pascatsunami dan masalah pemulihan trauma warga sekitar.

Namun, Firmansyah yakin melalui kerja keras dan kerja sama berbagai pihak upaya membentuk DMO yang ideal dapat terwujud demi kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata.

"Sektor pariwisata terbukti telah memberikan kontribusi positif dan produktif terhadap pembangunan nasional, pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, perekonomian daerah, dan dampak multiguna lainnnya," katanya.

Untuk itu, menurut dia, agar pariwisata Indonesia lebih cepat berkembang dan memiliki daya saing global, diperlukan tata kelola destinasi yang profesional.

Bagikan

BERITA TERKINI

Song Joong Ki Geram kepada Media yang Membuat Rumor tentang Istrinya

LIFESTYLE 43 detik yang lalu
1068841

Fakta-fakta Disease X yang Diprediksi Picu Pandemi Baru

INTERNASIONAL 20 menit yang lalu
1068840

Kaesang Jadi Ketua Umum PSI, Airlangga: Bagus! Itu Partainya Orang Muda

NASIONAL 23 menit yang lalu
1068839

KPK Bakal Perkuat Fakta Keterlibatan Istri Rafael Alun di Kasus Korupsi

NASIONAL 28 menit yang lalu
1068838

Asap Tebal Selimuti TPA Kopi Luhur Cirebon

NUSANTARA 30 menit yang lalu
1068837

Ini Fakta-fakta TikTok Shop yang Dilarang di Indonesia

OTOTEKNO 39 menit yang lalu
1068836

Ini Sinopsis Suami-Suami Takut Istri yang Tayang di BTV Sore Nanti

LIFESTYLE 48 menit yang lalu
1068835

Kaesang Pimpin PSI, Projo Beri Dukungan

BERSATU KAWAL PEMILU 49 menit yang lalu
1068834

Murid Pembacok Guru di Demak Adalah Tulang Punggung Keluarga

NUSANTARA 1 jam yang lalu
1068833

Periksa Kakak Windy Idol, KPK Usut Aset Sekretaris MA

NASIONAL 1 jam yang lalu
1068832
Loading..
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon