Jakarta, Beritasatu.com - SpaceDC menerbitkan laporan terbaru mengenai pertimbahan utama dan dampak ledakan ekonomi digital, di mana penyimpanan data digital akan menghasilkan 14 persen dari emisi karbon dunia pada 2040.
CEO SpaceDC Darren Hawkins menuturkan, di era digital saat ini, data adalah sumber yang penting dan menjadi andalan layanan digital sehari-hari, seperti ride hailing, pembelian secara digital, atau hampir semua transaksi online. Aplikasi big data seperti layanan cloud telah menjadi tulang punggung bagi banyak perusahaan, yakni dapat meningkatkan proses bisnis secara signifikan. Cloud publik diperkirakan dapat memberikan dampak kontribusi ekonomi sekitar US$ 450 miliar di seluruh Asia, antara tahun 2019 dan 2023.
"Seiring peningkatan penggunaannya, data center tidak hanya akan menghadapi masalah biaya listrik yang lebih tinggi dan kebutuhan akan infrastruktur yang tangguh dan andal, tetapi juga dampak terhadap lingkungan yang sering kali tidak dapat dipulihkan," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (10/6/2020).
Dengan pandangan inilah, pemerintah di seluruh dunia telah memberlakukan peraturan yang lebih ketat tentang emisi karbon yang digunakan sektor teknologi. Beberapa contoh di antaranya larangan yang diberlakukan Beijing pada data center dengan power usage effectiveness (PUE) 1,5 atau lebih tinggi. Dengan adanya peraturan pemerintah ditambah peningkatan keseluruhan pengeluaran untuk hosting dan mempertahankan infrastruktur digital, maka terlihat lebih banyak perusahaan-perusahaan mulai mengevaluasi kembali metodelogi ramah lingkungan mereka dan bergerak menuju green data center.
Awal tahun ini, raksasa teknologi, Microsoft, berkomitmen menjadi perusahaan dengan karbon negatif pada tahun 2030, hal ini merupakan rencana ambisius untuk memangkas emisi karbon langsung ke seluruh pasokan dan nilai rantai mereka.
"Globalisasi digital akan terus melambung dan sangatlah penting untuk organisasi saat ini dibandingkan sebelumnya untuk menerapkan cara-cara yang lebih cerdas dan lebih bersih dalam mengkonsumsi energi agar tetap kompetitif," kata Hawkins.
Adanya pergeseran paradigma dari data center tradisional ke data center berkelanjutan menjadi sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan kepedulian terhadap masa depan yang lebih memperhatikan lingkungan yang hijau, serta tren menuju data center yang lebih hemat energi akan terus meningkat.
Sumber: BeritaSatu.com