75% Perusahaan Dunia Gunakan Teknologi No-Code pada 2025

Penulis: Jaja Suteja | Editor: JAS
Jumat, 3 Desember 2021 | 13:01 WIB
Creatio menggelar konferensi bertajuk
Creatio menggelar konferensi bertajuk "Accelerate: No-Code Revolution". (Istimewa)

Jakarta, Beritasatu.com - Menurut riset Gartner, pada 2025 sebanyak 75% perusahaan dunia akan menggunakan teknologi No-Code. Ini dinilai sangat revolusioner karena teknologi No-Code tidak membutuhkan kode-kode yang rumit untuk membangun solusi bisnis berbasis teknologi di perusahaan.

Angka tersebut naik lebih 300% dibanding tahun 2020 yang hanya 25% perusahaan saja. Artinya banyak perusahaan berlomba-lomba untuk gunakan teknologi yang secara pengembangan dan fungsi sangat efisien.

“Teknologi No-Code akan mengotomasi, seluruh unit dalam perusahaan menggunakan mulai dari sales marketing, HR, production dan lain-lain,” tutur Managing Director iSystem Asia Aina Neva Fiati, pada acara Accelerate 2021, sebuah konferensi No-Code terbesar di dunia.

Karena itu, perusahaan yang menggunakan teknologi No-Code lebih dini akan lebih cepat meraih peluang. Terlebih bagi perusahaan yang punya lanskap industri dengan tingkat persaingan yang sangat ketat.

Data tren teknologi ini menjadi catatan penting pada konferensi global yang digelar Creatio. Perusahaan yang berbasis di Amerika ini menggelar konferensi bertajuk "Accelerate: No-Code Revolution" yang diadakan selama 2 minggu berturut-turut secara daring dalam enam bahasa. Pada 26 November 2021 lalu, Creatio sukses menggelar konferensi No-Code dengan Bahasa Indonesia bersama iSystem Asia.

Aina menambahkan, teknologi No-Code secara harfiah adalah teknologi tanpa kode pada sistem IT perusahaan. Secara fitur, teknologi ini punya ciri khas sangat mudah digunakan yakni drag and drop.

“Bahkan karyawan yang tidak punya skill IT yang tinggi pun bisa menerapkan teknologi ini,” tutur Aina.

Kepala Divisi QHSE dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika, Bimo Prasetyo mengakui bahwa teknologi No-Code akan pesat digunakan. Salah satu faktor yang mendorong juga adalah pandemi.

“Ketika pandemi orang menjadi lebih kreatif dan akhirnya mempercepat proses transformasi digital. Apalagi Wika memiliki lingkup dan jangkauan yang sangat luas dan besar, sehingga sangat membutuhkan teknologi ini terutama pada unit customer relations management,” kata Bimo.



Sumber: BeritaSatu.com

Bagikan

BERITA TERKINI

Happy Asmara Alami Kesurupan Saat Konser, Ini Faktanya

LIFESTYLE 8 menit yang lalu
1070002

Wamentan: Insyaallah Mentan Syahrul Tidak Kabur dari Masalahnya

NASIONAL 11 menit yang lalu
1070001

Lirik Lagu Baggy Jeans dari NCT U dan Terjemahannya

LIFESTYLE 19 menit yang lalu
1070000

SYL Hilang Kontak di Spanyol, KPK: Penyidikan Perkara Pasti Kami Selesaikan

NASIONAL 24 menit yang lalu
1069999

Fakta-fakta Wacana Penghapusan Pertalite oleh Pertamina

NASIONAL 31 menit yang lalu
1069998

Erick Thohir: Dana Pensiun BUMN Dirampok Oknum Biadab

EKONOMI 32 menit yang lalu
1069997

Deretan Artis yang Pernah Alami Pelecehan, Selain Nadin Amizah

LIFESTYLE 36 menit yang lalu
1069996

TikTok Shop Belum Punya Izin Berjualan atau Menjadi Loka Pasar

EKONOMI 45 menit yang lalu
1069994

Erick Thohir: 70% Dana Pensiun BUMN dalam Kondisi Sakit

NASIONAL 46 menit yang lalu
1069995

Brisia Jodie Ikut Geram Tanggapi Kontroversi Film Dokumenter Ice Cold: Murders, Coffee and Jessica Wongso

LIFESTYLE 46 menit yang lalu
1069993
Loading..
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon