Naypyidaw, Beritasatu.com- Setidaknya 41 orang tewas setelah banjir lumpur menimpa satu desa di negara bagian timur, Mon, Myanmar. Seperti dilaporkan Al Jazeera, Sabtu (9/8), tanah longsor Myanmar menewaskan puluhan orang, dan banyak orang yang dikhawatirkan hilang.
Menurut pejabat setempat, korban tewas akibat tanah longsor yang dipicu oleh hujan musiman di Myanmar timur telah meningkat menjadi 41 orang. Para pekerja darurat terus mencari di antara timbunan lumpur untuk mengetahui jumlah korban yang dikhawatirkan hilang.
Satu lubang coklat besar di lereng bukit menandai lokasi banjir lumpur menimpa di desa Ye Pyar Kone, Jumat. Longsor itu menimbun setidaknya 27 rumah.
Tim pencarian dan penyelamatan bekerja sepanjang Jumat malam hingga Sabtu dengan menggunakan ekskavator dan tangan kosong mereka, berusaha menemukan korban dan menemukan mayat dari lumpur yang dalam.
"Jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 41 orang," kata administrator kota Zaw Moe Aung kepada AFP Sabtu malam.
Sejauh ini, 47 orang telah terluka sementara para pejabat percaya bahwa sekitar 80 orang masih bisa hilang.
Foto udara Ye Pyar Kone menunjukkan sisa-sisa atap rumah yang rusak dan puing-puing lain dari rumah-rumah yang berserakan di samping truk-truk yang dihantam oleh kekuatan tanah longsor.
Kuil di lereng bukit itu dibanjiri air, dengan hanya menara emas pagoda yang mengintip dari bawah lumpur.
Kepada kantor berita AFP, Htay Htay Win mengatakan bahwa dua putrinya dan lima kerabat lainnya masih belum ditemukan. Perempuan berusia 32 tahun ini dapat selamat karena dia telah meninggalkan rumahnya beberapa menit sebelumnya untuk melihat banjir.
"Saya mendengar suara keras dan berbalik untuk melihat rumah saya yang dilanda lumpur," ratapnya.
Sumber: Suara Pembaruan