Teheran, Beritasatu.com - Pemimpin Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, menuding Amerika Serikat (AS) menunggangi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang telah berlangsung di negara itu selama hampir dua pekan.
Hossein Salami memperingatkan AS dan sekutunya di Timur Tengah, yakni Arab Saudi dan Israel, untuk tidak melewati batas “garis merah” dan mencampuri urusan domestik Iran.
Mewakili Pemerintah Iran, Hossein Salami menuding AS, Israel dan Arab Saudi memicu kerusuhan pascakebijakan kenaikan BBM yang diumumkan Presiden Hassan Rouhani, pada 15 November 2019.
"Kami telah menahan diri, kami telah menunjukkan kesabaran terhadap tindakan bermusuhan Amerika, rezim Zionis (Israel, red) dan Arab Saudi terhadap Republik Islam Iran, tetapi kami akan menghancurkan mereka jika mereka melewati garis merah kami," kata Hossein Salami, saat memberikan pidato dalam aksi demonstrasi massa pendukung pemerintah, di Teheran, Senin (25/1/2019).
Ribuan massa pendukung pemerintah Iran turun ke jalan-jalan utama Kota Teheran, Senin (25/11), untuk menggelar demonstrasi tandingan terhadap para demonstran yang memprotes kenaikan harga BBM.
Dalam demonstrasi tersebut, para demonstran melakukan “long march” mengibarkan bendera Iran dan spanduk bertuliskan "Kematian bagi Amerika" dan "Kematian bagi Israel" sambil berkumpul di Lapangan Enqelab (Revolusi). Beberapa di antara demonstran membakar bendera AS.
Sebelum aksi demonstrasi pendukung pemerintah, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran mengeluarkan pernyataan yang mengutuk "campur tangan negara-negara asing" dalam kekerasan jalanan.
"Kami merekomendasikan mereka menonton aksi unjuk rasa yang terjadi hari ini di negara kami sehingga mereka menyadari siapa orang sebenarnya di negara kami," kata Juru Bicara Kemlu Iran, Abbas Mousavi.
Pemerintah Iran juga telah memperingatkan "perusuh" hukuman berat jika kerusuhan berlanjut. Beberapa politisi telah menyerukan "eksekusi" dari "pemimpin kelompok kerusuhan".
Akhir pekan lalu, Kepolisian Iran mengklaim gangguan dari demontrasi menolak kenaikan BBM telah berhenti, seiring dengan pembatasan akses internet untuk mengantisipasi meluasnya ajakan protes.
Sumber: Suara Pembaruan