New York, Beritasatu.com - Minoritas ras di Amerika Serikat (AS) menyumbang 78% kematian Covid-19 untuk kelompok di bawah umur 21 tahun (remaja), berdasarkan laporan dari Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), Selasa (15/9/2020).
Studi CDC mulai 12 Februari-31 Juli 2020 melaporkan 121 kematian diantara orang-orang yang berusia di bawah 21 tahun di 27 negara bagian.
Dari 121 kematian di bawah usia 21 tahun, 45% adalah warga Hispanik, 29% adalah orang kulit hitam, dan 4% adalah warga Indian Amerika atau pribumi Alaska. Bersama-sama, kelompok itu mewakili 41% populasi AS di bawah 21 tahun.
Secara keseluruhan, tingkat kematian di antara anak-anak dan pemuda jauh di bawah orang dewasa. Studi CDC yang ditampilkan dalam Laporan Mingguan Morbiditas dan Mortalitas mengidentifikasi 392 kasus dalam periode waktu tersebut, dengan 8% dari angka total dan hanya 0,08% dari seluruh kematian. Kelompok usia di bawah 21 tahun mewakili 26% populasi AS.
Tapi studi menawarkan bukti lebih lanjut bahwa anak-anak dan remaja tidak kebal terhadap virus dan kondisi pasca-virus yang disebut sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak (MIS-C), yang juga termasuk dalam penelitian.
Seperempat dari 121 kematian terjadi pada orang yang sebelumnya sehat tanpa laporan kondisi medis yang mendasari, sedangkan 75% memiliki setidaknya satu kondisi medis yang mendasari termasuk asma. Seperti penyelidikan yang telah dilakukan sebelumnya, anak laki-laki dan laki-laki memiliki risiko lebih besar dan menyumbang 63% kematian dalam penelitian terbaru.
Sementara, kematian di antara anak-anak yang lebih muda dari satu tahun tercatat 10%, kematian pada anak-anak berusia 1-9 tahun sebesar 20%, dan kematian kepada mereka yang berusia 10-20 tahun tercatat 80%.
Para peneliti menyebut anak-anak dari kelompok minoritas etnis dan ras, yang orangtuanya kemungkinan besar adalah pekerja esensial, juga bisa terwakili secara berlebihan karena kondisi kehidupan yang padat, kerawanan pangan dan perumahan, kesenjangan kekayaan dan pendidikan, serta diskriminasi ras.
Sumber: Aljazeera/Reuters