New Jersey, Beritasatu.com - Satu dosis vaksin Covid-19 eksperimental Johnson & Johnson (J&J) menghasilkan respons kekebalan (imun) yang kuat terhadap virus corona dalam uji klinis tahap awal dan menengah. Demikian hasil sementara yang diterbitkan pada Jumat (25/9/2020).
Namun tidak dijelaskan apakah orang lanjut usia, salah satu populasi yang paling berisiko terhadap virus, akan terlindungi dengan tingkat yang sama seperti orang muda dengan vaksin J&J.
Uji coba pada hampir 1.000 orang dewasa sehat, yang didukung pemerintah AS, dimulai setelah vaksin J&J ditemukan pada Juli untuk menawarkan perlindungan kuat dalam dosis tunggal kepada monyet.
J&J pada Rabu memulai uji coba pada 60.000 orang yang dapat membuka jalan bagi perusahaan untuk mendapat persetujuan regulasi. Perusahaan mengharapkan hasil uji coba tahap 3 bisa didapat pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Peneliti, termasuk dari unit J&J Janssen Pharmaceuticals, mengatakan 98 persen peserta memiliki antibodi penawar, yang melindungi sel dari patogen, 29 hari setelah vaksinasi. Namun hasil respons imun hanya pada sejumlah kecil orang (15 peserta) berusia di atas 65 tahun, sehingga membatasi interpretasi.
Pada peserta dengan usia 65 tahun, memiliki tingkat reaksi yang merugikan seperti kelelahan dan nyeri otot sebanyak 36 persen, jauh lebih rendah dari 64 persen yang terlihat pada peserta orang muda. Hal ini menunjukkan bahwa respons kekebalan pada orang tua mungkin tidak sekuat itu.
Para peneliti mengatakan rincian lebih lanjut tentang keamanan dan efektivitas akan menyusul setelah penelitian selesai.
Untuk saat ini, hasilnya membenarkan mengapa lebih banyak penelitian diperlukan dalam jumlah besar untuk mencari efek samping serius. Demikian dikatakan Dr. Barry Bloom, profesor di Harvard T.H. Chan School of Public Health yang tidak terlibat dalam uji coba J&J, kepada Reuters.
Sumber: Reuters