Jenewa, Beritasatu.com - Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada Kamis (8/10/2020) waktu Jenewa mengumumkan, Menteri Perdagangan Korea Selatan Yoo Myung-hee dan mantan Menteri Keuangan Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala, telah memenuhi syarat sebagai dua finalis untuk menjadi Direktur Jenderal WTO berikutnya. Salah satu dari dua perempuan itu akan mencatat sejarah bagi WTO, yakni untuk pertama kalinya organisasi itu dipimpin seorang perempuan.
Panitia seleksi mengatakan, Myung-hee dan Iweala lolos ke babak final dalam rangkaian proses seleksi yang diperkirakan akan berakhir dalam beberapa pekan mendatang. Mereka dipilih dari lima kandidat.
“Kedua perempuan di babak final ini sangat berkualitas. Ini sesuatu yang disetujui semua orang. Kami sudah terkesan dengan mereka sejak awal,” kata juru bicara WTO Keith Rockwell kepada wartawan.
Dewan Umum WTO di Jenewa yang terdiri atas perwakilan 164 negara anggota memutuskan untuk menyingkirkan mantan Menteri Perdagangan Kenya Amina Mohamed, mantan Menteri Ekonomi Saudi Mohammad Maziad Al-Tuwaijri, dan mantan Menteri Perdagangan Internasional Inggris dan pendukung Brexit Liam Fox.
Atas hasil itu, Yoo langsung berkicau di akun Twitter-nya: “Sangat berterima kasih dan merasa terhormat bisa terpilih untuk putaran final dalam proses seleksi Direktur Jenderal @WTO berikutnya!”
“Kami membutuhkan pemimpin baru yang cakap dan berpengalaman yang dapat membangun kembali kepercayaan dan memulihkan relevansi @WTO. Saya menantikan dukungan Anda yang berkelanjutan! Terima kasih!!!” tambah Yoo, penyandang gelar sarjana hukum dari Universitas Vanderbilt, AS.
Okonjo-Iweala di Twitter mengucapkan terima kasih kepada anggota WTO atas dukungan mereka. Ia menulis bahwa dia “senang berada di babak final”.
Putaran sebelumnya telah memangkas daftar kandidat dari delapan menjadi lima calon. Pemenangnya diharapkan bisa diumumkan paling lambat awal November.
Direktur Jenderal WTO sebelumnya, Roberto Azevedo dari Brazil, membuat pengumuman mengejutkan pada Mei bahwa dia akan mundur setahun lebih awal dengan alasan "keputusan pribadi.” Dia hengkang dari WTO tanpa pengganti pada 31 Agustus.
Masa jabatan tujuh tahun Azevedo dipenuhi tekanan keras dari Presiden AS Donald Trump, yang berulang kali menuduh WTO berlaku “tidak adil” terhadap AS dan memulai perang dagang dengan Tiongkok yang bertentangan dengan sistem WTO.
Pada masa lalu, Trump mengancam akan menarik AS keluar dari organisasi perdagangan tersebut.
Sistem penyelesaian perselisihan WTO dianggap sebagai tempat paling terkenal di dunia untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan internasional, seperti kasus perselisihan produsen pesawat Boeing dan Airbus dalam beberapa dekade terakhir.
Diyakini, direktur jenderal WTO berikutnya akan menghadapi tugas menakutkan untuk mempertahankan AS jika Trump memenangkan masa jabatan kedua. Apalagi di tengah tuduhan Washington bahwa Tiongkok terlibat dalam praktik tidak adil seperti mensubsidi industri secara berlebihan dan mencuri kekayaan intelektual, terutama dengan mengorbankan bisnis negara-negara barat yang berharap bisa memanfaatkan pasar Tiongkok yang berkembang. Tiongkok menolak keras tuduhan tersebut.
WTO, yang dibentuk pada 1995, tidak pernah memiliki direktur jenderal perempuan atau orang dari Afrika sebagai pemimpinnya. Organisasi ini berjalan dengan konsensus. Artinya, setiap negara anggota dapat memblokir keputusan yang diambil.
Latar Belakang
Okonjo-Iweala, yang juga berkewarganegaraan AS, pernah dua kali menjabat sebagai menteri keuangan dan pernah menjadi menteri luar negeri di Nigeria.
Sebagian besar kariernya dihabiskan sebagai ekonom di Bank Dunia. Dia akhirnya naik ke posisi direktur pelaksana, atau orang kedua di Bank Dunia. Saat ini, Iweala adalah ketua dewan aliansi vaksin internasional, Gavi.
Sepanjang kariernya, Iweala memang tidak secara khusus berkutat dalam kebijakan perdagangan seperti yang dialami beberapa kandidat lainnya. Namun, pekerjaannya sebagai ekonom dan menteri keuangan, membuatnya sering berurusan dengan perdagangan internasional.
Jika terpilih, Okonjo-Iweala akan menjadi orang Afrika pertama yang menjadi Direktur Jenderal WTO.
Sementara itu, Yoo dianggap sebagai spesialis perdagangan. Di depan dewan umum WTO, Yoo mengaku lahir pada tahun yang sama ketika Korea Selatan menyetujui Perjanjian Umum tentang Tarif dan Perdagangan, yang menjadi salah satu elemen kunci dari buku peraturan WTO.
Yoo memulai kariernya di bidang perdagangan pada tahun lahirnya WTO, 1995.
Dia telah terlibat dalam beberapa negosiasi perdagangan utama Korea Selatan pada periode itu, termasuk dengan Tiongkok dan AS. Dia memberi tekanan pada pengetahuan dan wawasannya yang mendalam soal detail berbagai bidang perjanjian perdagangan.
Sumber: CNA/Aljazeera/BBC