New York, Beritasatu.com - Arab Saudi gagal dalam upayanya meraih kursi di Dewan Hak Asasi Manusia (Human Rights Council/HRC) PBB pada Selasa (13/10/2020) waktu New York, AS. Namun, negara-negara lain dengan catatan HAM yang buruk, termasuk Tiongkok dan Rusia, berhasil masuk ke badan yang terdiri atas 47 negara itu.
“Hari ini adalah hari hitam bagi hak asasi manusia,” kata Hillel Neuer, Direktur Eksekutif UN Watch, sebuah kelompok HAM berbasis di Jenewa, menjelang pemungutan suara.
Sebanyak 193 negara anggota Majelis Umum PBB memilih 15 negara melalui pemungutan suara rahasia yakni Bolivia, Inggris, Tiongkok, Kuba, Prancis, Gabon, Pantai Gading, Malawi, Meksiko, Nepal, Pakistan, Rusia, Senegal, Ukraina, dan Uzbekistan. Mereka akan menjalani masa jabatan selama tiga tahun mulai 1 Januari 2021.
Hasil pemungutan suara sebagian besar sudah ditentukan sebelumnya, dengan calon diajukan oleh kelompok wilayah yang menetapkan jumlah calon sesuai kursi yang ada. Satu-satunya grup yang diperebutkan adalah Asia-Pasifik di mana Arab Saudi disingkirkan Tiongkok, Pakistan, Nepal, dan Uzbekistan, untuk empat kursi yang tersedia.
Negara-negara yang terpilih untuk HRC yang berbasis di Jenewa diharapkan mampu menjunjung standar tertinggi dalam perlindungan HAM baik di dalam maupun luar negeri. Kelompok HAM mengkritik keras banyaknya anggota baru karena memiliki catatan HAM yang buruk atau mengerikan.
“Pelaku pelanggaran hak berantai tidak boleh mendapatkan kursi di Dewan Hak Asasi Manusia,” kata Louis Charbonneau, Direktur Human Rights Watch PBB berbasis di New York.
Dia merujuk pada pelanggaran "besar-besaran" Tiongkok terhadap HAM di dalam negeri dan upaya merusak “sistem HAM internasional yang mereka tuntut untuk menjadi bagiannya.”
Sumber: VOA