Georgia, Beritasatu.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (The Centers for Disease Control and Prevention/CDC) mengatakan vaksin corona mungkin tidak direkomendasikan untuk anak-anak di awal ketersediaannya.
Pernyataan yang di-posting di situs CDC itu mengatakan sebagian besar produsen obat yang mengembangkan vaksin Covid-19 hanya menguji orang dewasa sehat dan wanita tidak hamil. Meski demikian uji coba tersebut diharapkan dapat diperluas ke anak-anak dan wanita hamil, tetapi tidak jelas kapan peneliti memiliki cukup data untuk membuat rekomendasi pada kelompok tersebut.
Ada kemungkinan vaksin dapat diotorisasi untuk penggunaan terbatas di AS sebelum uji coba pada anak-anak selesai, kata para ahli medis. “Kelompok yang direkomendasikan untuk menerima vaksin bisa berubah di masa depan,” tulis badan tersebut dikutip CNBC, Kamis (15/10/2020).
Para ahli medis mengatakan wanita hamil dan anak-anak seringkali menjadi kelompok terakhir menjalani uji klinis karena para peneliti menilai risiko keamanan.
AstraZeneca, pelopor pengembangan vaksin corona pernah mengatakan akan melakukan uji vaksin pada anak-anak di fase dua. Moderna dilaporkan berencana memulai uji coba pediatrik tahun ini. Namun jika vaksin tersedia, anak-anak di AS tidak diharapkan menjadi yang pertama mendapatkan imunisasi.
National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine bulan lalu merilis draf proposal untuk pendistribusian vaksin corona di AS jika disetujui penggunaannya pada publik. Pedoman itu atas permintaan National Institutes of Health dan CDC.
Vaksin Covid-19 akan didistribusikan dalam empat fase. Adapun kelompok yang diprioritaskan adalah petugas kesehatan, orang tua serta orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya. Kelompok berikutnya adalah pekerja esensial, guru, dan orang-orang di tempat penampungan tunawisma serta orang di penjara. Selanjutnya anak-anak dan dewasa muda.
CDC mengatakan pasokan vaksin sebelum akhir 2020 akan terbatas. Namun akan terus meningkat dalam minggu dan bulan-bulan berikutnya.
Sumber: CNBC