Jakarta, Beritasatu,com - Kementerian Luar Negeri RI menggelar pertemuan Asia Timur atau East Asia Summit (EAS) secara telekonferensi dalam rangka mempertemukan para pakar virus dan penyakit pandemi (epidemiologi). Konferensi internasional yang digelar Rabu (14/10), itu bertujuan merumuskan solusi strategis dalam memerangi Covid-19.
Peserta yang hadir berasal dari 10 negara ASEAN dan delapan negara peserta EAS yaitu Tiongkok, Amerika Serikat (AS), India, Rusia, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru. Selain pakar virus, sejumlah ahli ekonomi dan pembuat kebijakan turut hadir untuk membahas upaya mitigasi pandemi Covid-19 dan percepatan pemulihan dampak sosial ekonomi akibat Covid-19.
“Dengan pandemi Covid-19, kita harus mempersiapkan sistem kesiapsiagaan dan respons kawasan dalam menghadapi kemungkinan krisis kesehatan saat ini dan di masa mendatang" kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kemlu RI, Ngurah Swajaya, seperti dikutip dari siaran pers Kemlu, Kamis (15/10).
Konferensi tersebut digagas Indonesia bersama Ketua ASEAN 2020, Vietnam. Pertemuan itu diharapkan menjadi ajang berbagi pengalaman praktis antarpakar virus dalam mengatasi pandemi di negara masing-masing.
“Dalam menghadapi tantangan global ini, kita (negara peserta EAS) harus bekerja sama dalam memitigasi penyebaran virus dan menemukan vaksin yang paling efektif, karena ini adalah masalah kemanusiaan, dan merupakan salah satu tantangan terbesar peradaban ini,” kata Ngurah, yang juga mantan Duta Besar RI di Singapura.
Topik yang diangkat dalam EAS tersebut antara lain pemanfaatan kemajuan teknologi dalam bidang kesehatan terutama untuk diagnostik, peningkatan kapasitas pengujian, penelusuran dan isolasi berbasis digital yang dapat mempercepat proses mitigasi persebaran virus Covid-19, dan solusi praktis untuk menumbuhkan roda perekonomian di masa pandemi.
Pertemuan menyepakati penguatan sistem kesehatan masyarakat yang makin terintegrasi antar negara peserta EAS. Diharapkan pula, terbangun sinergi dan kerja sama para pakar kesehatan dan virologi internasional bersama pemerintah di tingkat nasional demi membangun ketahanan kesehatan kawasan.
“Kita juga harus terus bergerak efektif dalam memulihkan ekonomi global yang sangat terdampak akibat pandemi ini. Kerja sama, kerja sama kerja sama, itu kuncinya,” kata Ngurah.
Hasil pertemuan ini diharapkan menjadi rekomendasi solutif bagi para pemimpin negara peserta EAS berdasarkan pandangan dan pemikiran para ahli serta pembuat kebijakan untuk melawan pandemi Covid-19 secara lebih sistematis, praktis dan efektif.
Sumber: BeritaSatu.com