Washington, Beritasatu.com- Amerika Serikat (AS) mencatat 10.000 kematian akibat virus corona dan lebih dari 1,1 juta kasus baru pekan lalu. Seperti dilaporkan Reuters, Selasa (1/12), pejabat negara bagian dan kesehatan AS mengatakan liburan Thanksgiving kemungkinan menyebabkan jumlah kasus infeksi dan kematian meningkat.
Kasus baru turun 3,8 persen dalam pekan yang berakhir 29 November, sementara kematian turun 3,9%, menurut analisis Reuters.
Banyak pusat pengujian ditutup pada Kamis (26/11) untuk Thanksgiving dan beberapa laboratorium swasta telah mengurangi staf atau ditutup pada hari Jumat, menurut pejabat negara bagian dan kesehatan.
Mereka mengatakan bahwa angka kasus dan kematian minggu ini mungkin sangat tinggi karena tumpukan data dari minggu lalu.
Menurut analisis Reuters, rumah sakit, yang tidak tutup karena hari libur, mungkin memberikan data paling akurat untuk minggu lalu. Pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit mencapai rekor tertinggi hampir 93.000 pada hari Minggu, naik 11% dari minggu lalu dan dua kali lipat jumlah yang dilaporkan sebulan lalu.
AS harus bersiap menghadapi "lonjakan" infeksi virus corona setelah jutaan pelancong kembali ke rumah mereka setelah liburan Thanksgiving. Demikian disampaikan ilmuwan terkemuka AS Anthony Fauci, Minggu (29/11).
AS adalah negara yang paling parah terkena dampak Covid-19 di dunia. Namun pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengeluarkan pesan yang bertentangan tentang pencegahan terhadap infeksi, terutama dalam penggunaan masker, perjalanan, dan bahaya yang ditimbulkan oleh virus tersebut.
“Hampir pasti akan ada peningkatan karena apa yang terjadi dengan perjalanan itu,” kata Fauci kepada CNN.
Selama hari libur Thanksgiving pada Kamis, menjadikan pekan lalu sebagai yang tersibuk di bandara AS sejak pandemi dimulai.
“Kami mungkin akan melihat lonjakan arus dalam dua atau tiga minggu ke depan,” ujar Fauci.
Ia mengatakan, dirinya tidak ingin menakut-nakuti orang, tetapi itulah kenyataannya.
Menurut Fauci, tren itu tidak menyenangkan. Ia dan ilmuwan pemerintah lainnya berkata, dengan liburan Natal, pasti akan membawa lebih banyak perjalanan dan pertemuan keluarga.
Sumber: Suara Pembaruan