New York, Beritasatu.com- Pemerintah federal harus menghabiskan sekitar US$ 30 miliar (Rp422 triliun) untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 kepada ratusan juta orang Amerika dalam beberapa bulan mendatang. Hal itu disampaikan Senator Chuck Schumer, Minggu (29/11).
Regulator Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) diharapkan memberikan lampu hijau vaksin untuk penggunaan publik pada bulan Desember. Tetapi Schumer memperingatkan, orang Amerika akan kesulitan mendapatkan suntikan jika Kongres tidak menyetujui pendanaan utama.
“Dengan vaksin Covid-19 yang menunggu, dolar federal harus mengikuti jika kita ingin melakukan ini dengan benar dan mengatasi pandemi ini. Negara-negara seperti New York akan membutuhkan dana untuk memastikan sumber daya yang dibutuhkan setelah vaksin tersedia dan dalam proses,” kata Schumer.
DPR bulan lalu mengesahkan Undang-Undang Solusi Darurat Omnibus Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi (HEROES) senilai US$ 2,2 triliun (Rp 30.968 triliun), termasuk US$ 28 miliar untuk distribusi vaksin.
Anggaran UU itu dikurangi dari versi US$ 3 triliun (Rp42.230 triliun) yang disahkan DPR pada Mei. Tetapi Senat yang dikendalikan Partai Republik telah gagal untuk bergerak maju dengan proposal mana pun.
Menurut Schumer, dana federal dibutuhkan untuk membayar petugas kesehatan, lokasi vaksinasi - dan program anggaran yang besar untuk mendorong masyarakat mendapatkan vaksin.
Data awal tentang uji coba untuk tiga vaksin berbeda dirilis awal bulan ini. Semua vaksin menunjukkan, lebih dari 90% efektif dalam mencegah orang tertular Covid-19, yang telah menewaskan lebih dari 265.000 orang di AS.
Sumber: Suara Pembaruan