Washington, Beritasatu.com- Para pejabat Republik di negara bagian menolak tekanan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membenarkan klaim kecurangan pemilu. Salah satunya, Tina Barton, panitera Republik di kota kecil Michigan, Rochester Hills, yang ditelepon oleh seseorang dari tim kampanye presiden untuk memintanya menandatangani surat mengenai keraguan atas hasil pemilu presiden.
Jika Trump berharap seluruh Republik di AS akan sejalan dengan klaim palsu dan jenaka bahwa pemilu telah dicurangi dalam skala raksasa oleh konspirasi multinasional yang jahat, maka dia akan terkejut karena ternyata mayoritas Republik di negara bagian tidak mendukungnya.
Politisi Republik di Washington mungkin menuruti pernyataan fantastis Trump, namun pejabat Republik di tingkat negara bagian dan lokal yang sebenarnya memainkan peran penting dalam menahan peningkatan tekanan dari partai mereka sendiri untuk membalik perhitungan suara.
Tiga minggu setelah pemilu 3 November menjadi ujian bagi demokrasi AS karena menunjukkan bahwa sistem berusia dua abad itu jauh lebih rentan kepada subversi dibandingkan bayangan semua orang, sekalipun presiden petahana kalah enam juta suara secara nasional.
Tapi pada akhirnya, sistem tetap tegak kokoh melawan serangan paling intens dari Trump. Panitera kota dari Republik di Michigan, menteri luar negeri dari Republik di Georgia, dan pengawas daerah dari Republik di Arizona, dan para hakim yang ditunjuk Republik di Pennsylvania dan orang-orang lainnya, tetap menyatakan integritas pemilu AS.
Sumber: Suara Pembaruan