Madrid, Beritasatu.com- Open Arms, kapal kemanusiaan berbendera Spanyol pada Minggu (3/1) sedang mencari pelabuhan aman bagi 265 migran awaknya yang diselamatkan dari Laut Mediterania dalam beberapa hari terakhir.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, badan amal Open Arms mencuit di Twitter bahwa kapalnya pada Sabtu (2/1) telah dengan aman membawa 96 migran yang telah terapung-apung dengan perahu kayu tanpa rompi pelampung di perairan internasional. Para penumpang mengatakan kebanyakan dari mereka berasal dari Eritrea, termasuk dua wanita dan 17 anak di bawah umur dan menderita hipotermia.
Dalam operasi terpisah dua hari sebelum penyelamatan itu, Open Arms membawa 169 migran, yang telah meninggalkan pantai Libia, tempat banyak markas perdagangan manusia.
Para penyelundup meluncurkan kapal, banyak di antaranya perahu karet tipis atau perahu nelayan reyot, penuh sesak dengan para migran yang berharap mencapai pantai Eropa untuk mencari suaka.
Beberapa migran melarikan diri dari konflik atau penganiayaan, sementara ratusan ribu migran lain yang telah diselamatkan di laut dalam beberapa tahun terakhir melarikan diri dari kemiskinan dan karenanya ditolak suaka oleh negara-negara Uni Eropa.
Italia dan sesama negara Uni Eropa, Malta, sering menolak izin berlabuh ke kapal penyelamat kemanusiaan, dengan alasan bahwa sebagian besar migran ingin mencapai pekerjaan atau kerabat di Eropa Utara.
Otoritas pemerintah Italia dan Malta telah mendesak negara-negara Eropa lainnya untuk melakukan bagian mereka.
Open Arms menuduh pemerintah dan otoritas sering "meninggalkan" pengungsi dan migran yang melakukan perjalanan laut yang berbahaya untuk mencapai pantai Eropa, meninggalkan mereka di laut selama berhari-hari.
Sumber: Suara Pembaruan