Beritasatu.com – Dalam suasana penuh kewaspadaan menjelang pelantikan Joe Biden sebagai presiden ke-46 Amerika Serikat Rabu (20/1/2021) ini dan setelah terjadinya kerusuhan yang menewaskan lima orang di Gedung Capitol, dua anggota Garda Nasional ditarik dari tim pengamanan pelantikan.
Menurut pemberitaan sejumlah media setempat, dua prajurit Angkatan Darat itu dicurigai terafiliasi ke kelompok ekstremis kanan.
Namun, detail keterlibatan mereka dan kecurigaan militer masih simpang siur, apalagi jumlah pasukan Garda Nasional yang dikerahkan di Washington DC mencapai sekitar 25.000 orang.
Garda Nasional sendiri menolak memberi keterangan lebih lanjut.
“Demi keamanan operasi, kami tidak membahas proses atau hasil seleksi anggota militer yang akan mendukung acara pelantikan tersebut,” bunyi pernyataan mereka seperti dikutip CNN.
Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan Christopher Miller mengatakan sejauh ini belum terdeteksi laporan intelijen yang menyebutkan adanya “ancaman dari dalam” terkait pelantikan.
Ibu kota Amerika sedang dalam siaga satu dan praktis sudah memblokir semua akses masuk hingga pelantikan. Kewaspadaan meningkat karena dari pengalaman kerusuhan 6 Januari di Capitol, ada indikasi keterlibatan aparat baik dari polisi maupun militer yang ikut bersama para perusuh.
Biro Penyidik Federal (FBI) ikut dilibatkan dalam seleksi anggota pengamanan pelantikan presiden.
“Meskipun tidak ada laporan intelijen yang mengindikasikan adanya ancaman dari dalam, kami tidak akan membiarkan adanya celah sekecil apa pun dalam mengamankan ibu kota," kata Menhan Miller.
Para anggota Garda Nasional itu didatangkan dari berbagai negara bagian.
Sumber: CNN