Beritasatu.com – Ketua Fraksi Partai Republik di Senat, Mitch McConnell, menegaskan bahwa massa perusuh yang menyerbu Gedung Capitol 6 Januari lalu telah diprovokasi sebelumnya oleh Presiden Donald Trump.
Dalam pidatonya di Senat, Selasa (19/1/2021) waktu setempat, McConnell mengatakan para perusuh berusaha menghentikan Kongres menjalankan tugas konstitusi untuk mengesahkan hasil pemilihan presiden, tetapi gagal.
McConnell, yang sudah menjadi senator selama 36 tahun, sebelumnya adalah sekutu dekat Trump sampai hubungan mereka memburuk karena ia memberi selamat kepada Biden bulan lalu.
"Para perusuh telah dicekoki dengan kebohongan," kata senator asal Kentucky itu.
"Mereka diprovokasi oleh Presiden dan oleh sejumlah orang kuat lainnya,” imbuhnya.
Beberapa jam sebelum kerusuhan dimulai, Trump berpidato meminta massa untuk bergerak ke Gedung Capitol hanya sekitar 2 kilometer dari tempat dia mengumpulkan mereka. Trump meminta mereka untuk "menunjukkan kekuatan" dan bertarung dengan gigih (fight like hell).
Saat ini Senat sedang menunggu dokumen pemakzulan Trump yang sudah diputuskan oleh DPR berdasarkan tuduhan telah menggerakkan “upaya perlawanan dengan kekerasan”.
Sidang Senat, jika jadi digelar, akan memutuskan apakah Trump bersalah atau tidak. Jika dinyatakan bersalah, Trump kehilangan peluang untuk maju lagi di pilpres 2024.
Sebelumnya Trump juga dimakzulkan DPR karena meminta bantuan Ukraina untuk mendiskreditkan Biden, tetapi kemudian dibebaskan oleh Senat.
McConnell memastikan bahwa pelantikan Biden dan wakil presiden terpilih Kamala Harris akan berlangsung lancar.
Namun, ia mengingatkan kepada kekuatan politik besar yang berseberangan untuk saling mengawasi dengan rasa hormat.
"Sudah jelas pemilu November lalu tidak menghasilkan mandat bagi perubahan ideologi yang menyeluruh," kata McConnell.
"Rakyat Amerika telah memilih Senat dan DPR yang kompisisinya sangat ketat, dan memilih seorang kandidat presiden yang pernah mengatakan dia akan mewakili semua orang," pesannya.
Sumber: CNN