Beritasatu.com – Proses pelantikan presiden Amerika Serikat tidak semudah yang terlihat, terutama dalam pengambilan sumpah seperti yang disyaratkan oleh konstitusi.
Franklin D Roosevelt memegang rekor sebagai presiden yang paling sering diambil sumpahnya karena menjabat selama empat periode (1933-1945) di era Perang Dunia II. Ketika itu, masa jabatan yang melebihi dua periode diperkenankan untuk menjaga kestabilan negara di masa perang.
Namun, tahukah Anda bahwa rekor itu disamai Barack Obama? Bukan soal masa jabatan, tetapi soal jumlah pengambilan sumpah.
Pada 20 Januari 2009, ketika dilantik pertama kali sebagai presiden, Obama salah mengucapkan kalimat yang penting karena kesalahan Ketua Mahkamah Agung John Roberts yang memandunya. Demi memastikan keabsahan sumpah itu, Obama melakukannya lagi hari berikutnya.
Pelantikannya yang kedua pada 2013 tidak terlalu dramatis. Karena 20 Januari tahun itu jatuh hari Minggu, pengambilan sumpah dilakukan secara tertutup di Gedung Putih. Pada Senin berikutnya, dalam acara resepsi yang dihadiri masyarakat, dia kembali melakukan sumpah jabatan untuk melengkapi seremoni.
Sumpah jabatan itu isinya sebetulnya pendek saja:
“Saya bersumpah dengan sungguh-sungguh akan dengan setia menjalankan tugas sebagai Presiden Amerika Serikat dan dengan segenap kemampuan akan merawat, melindungi, dan mempertahankan Konstitusi Amerika Serikat.”
Saat pelantikan Obama 2009, ketua MA mengucapkan terbalik: "... akan menjalankan tugas sebagai Presiden Amerika Serikat dengan setia.”
Obama sempat menunggu Roberts untuk mengoreksi. Si ketua MA memang melakukan koreksi, yaitu: “.. menjalankan tugas dengan setia”, yang lagi-lagi terbalik. Namun, akhirnya Obama mengikuti pembacaan terakhir yang juga salah itu, sehingga kemudian diulang lagi hari berikutnya.
Dan bukan hanya Obama yang pernah salah ucap dalam sumpah jabatan. Sedikitnya ada lima presiden lain yang tidak sempurna membacakan sumpah tersebut.
Pada 1929, seorang remaja putri usia 13 bernama Helen Terwilliger menemukan kesalahan dalam pengucapan sumpah jabatan oleh Presiden Herbert Hoover. Bocah itu sudah lebih dulu menghapal isi sumpah jabatan dan menyimak acara pelantikan lewat radio.
Dia lalu menulis surat kepada Ketua MA William Taft, yang mengakui kesalahannya tetapi menegaskan hal itu tidak membatalkan kepresidenan Hoover.
Sumber: BBC