Washington, Beritasatu.com- Presiden Joe Biden mengatakan Amerika Serikat (AS) akan membeli 200 juta lebih dosis vaksin Covid-19. Pada Selasa (26/1), Biden mengumumkan AS juga akan mempercepat pengiriman vaksin Covid-19 di seluruh negeri.
Dalam sambutan di Gedung Putih, Biden memperingatkan bahwa bahkan dengan lebih banyak orang Amerika yang akan diinokulasi "lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya" karena dosis tambahan, pandemi akan terus memburuk sebelum akhirnya membaik.
“Ini akan memakan waktu berbulan-bulan sampai kami bisa mendapatkan sebagian besar orang Amerika divaksinasi,” kata Biden, yang mendesak orang-orang untuk memakai masker untuk mencegah penyebaran virus.
Menurut data Universitas Johns Hopkins, AS telah mencatat jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi tertinggi di dunia dengan lebih dari 25,4 juta. Lebih dari 424.000 kasus kematian terkait virus corona juga telah dilaporkan di seluruh negeri.
Pernyataan Biden datang saat pemerintahan barunya bekerja untuk menangani ruang lingkup dan skala rencana vaksinasi yang diberlakukan oleh pendahulunya, mantan presiden Donald Trump.
Biden pada hari Selasa memberikan kredit administrasi Trump karena telah membuat program vaksin "dimulai", tetapi dia mengatakan "bukan rahasia lagi" bahwa programme "dalam bentuk yang lebih buruk dari yang kita antisipasi atau harapkan".
Pejabat Biden tidak dapat mengatakan berapa banyak vaksin yang dimiliki pemerintah dalam persediaannya sementara distribusi yang tidak merata telah menyebabkan kebingungan dan penundaan di beberapa negara bagian. Biden telah berjanji untuk memberikan 100 juta dosis vaksin Covid-19 dalam 100 hari pertamanya menjabat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan di situs webnya bahwa lebih dari 23,5 juta dosis telah diberikan pada Selasa pagi, dari total lebih dari 44,3 juta dosis yang didistribusikan.
Diperkirakan satu juta orang Amerika sekarang menerima vaksin setiap hari.
Partai Republik terkesima dengan kritik Biden terhadap upaya tim Trump. Perwakilan Steve Scalise, seorang Republikan DPR terkemuka, men-tweet minggu lalu bahwa, “Amerika Serikat sudah berada di jalur yang tepat untuk 100 juta dosis dalam 100 hari”.
Sumber: Suara Pembaruan