Santiago, Beritasatu.com- Otoritas kesehatan Cile pada Rabu (27/1) menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi dan biofarmasi multinasional Astrazeneca dan Universitas Oxford.
"Ini adalah berita yang sangat bagus," kata Wakil Menteri Kesehatan Cile Paula Daza kepada pers lokal.
Seperti dilaporkan Xinhua, otorisasi ini adalah vaksin ketiga yang disetujui di Cile, setelah otorisasi vaksin yang dikembangkan oleh kemitraan AS-Jerman Pfizer-BioNTech dan Sinovac Tiongkok.
"Vaksin ketiga ini jelas akan memungkinkan kami untuk melanjutkan kalender vaksinasi yang kami miliki di negara kami," kata Daza.
Menurut Daza, Astrazeneca adalah vaksin yang menggunakan dua dosis, dengan dosis kedua diberikan 28 hari setelah yang pertama.
Direktur Institut Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Heriberto Garcia, mengatakan vaksin adalah alat farmakologis yang membantu mencegah penyebaran atau pemburukan penyakit dan pada akhirnya dapat mencegah infeksi tertentu.
“Pada akhirnya, jika Anda tidak menjaga diri sendiri, semua upaya ini bisa sia-sia,” tambahnya.
Cile telah mencatat 709.888 kasus infeksi Covid-19 dan 18.040 kematian akibat penyakit tersebut sejak Maret 2020.
Sumber: Suara Pembaruan