Madrid, Beritasatu.com- Wilayah ibu kota Spanyol, Madrid, telah menghentikan inokulasi baru terhadap Covid-19 karena kehabisan dosis vaksin. Alhasil, target imunisasi tidak mungkin tercapai karena pasokan yang rendah.
Seperti dilaporkan RT, Rabu (27/1), Wakil Presiden wilayah Madrid, Ignacio Aguado, mengatakan Madrid telah menghentikan pemberian vaksin kepada penerima baru. Sebaliknya otoritas menyimpan sedikit dosis bagi mereka yang akan menerima suntikan kedua.
"Sayangnya, seperti yang kami duga, kecepatan pengiriman vaksin terganggu," katanya.
Sejauh ini, wilayah tersebut telah memvaksinasi sekitar 180.000 orang sejak kampanye imunisasi dimulai akhir Desember. Tujuan pemerintah Spanyol adalah memvaksinasi sekitar 70% warga negara itu pada akhir Juni.
Namun, tujuan vaksinasi itu sekarang tampaknya di luar jangkauan Madrid. Aguado memperingatkan, jika pasokan tetap buruk, wilayah itu hanya akan menyuntik sekitar 30% penduduk paling banyak pada batas waktu akhir Juni.
“Ini benar-benar tidak mungkin dan tidak mungkin,” katanya, seraya menambahkan bahwa dengan tingkat kedatangan saat ini untuk dosis baru “akan memakan waktu hingga 2023” untuk memenuhi target 70%.
Selama fase pertama imunisasi, yang menargetkan para lansia serta petugas kesehatan garis depan, sekitar 2,5 juta orang di seluruh Spanyol harus menerima suntikan vaksin pada akhir Februari.
Sejauh ini, negara telah mendistribusikan sekitar 1,3 juta dosis vaksin, dengan sekitar 10% penerima telah diberikan suntikan kedua. Spanyol terutama menggunakan larutan anti-virus oleh Pfizer, meskipun telah menerima sejumlah kecil vaksin Moderna. demikian juga.
Negara ini tetap berada di antara yang terparah terkena Covid-19 di Eropa, dengan lebih dari 2,6 juta kasus terdaftar hingga saat ini. Lebih dari 56.000 orang telah meninggal karena penyakit di Spanyol sejak awal pandemi, angka terbaru ditunjukkan oleh Universitas Johns Hopkins.