Tel Aviv, Beritasatu.com- Israel telah menangguhkan program bantuan vaksin Covid-19 ke luar negeri untuk kerja sama internasional. Pada Kamis (25/2), Menteri Pertahanan Benny Gantz mengatakan pembekuan program dilakukan setelah inisiatif tersebut berada di bawah pengawasan hukum.
Seperti dilaporkan Reuters, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendapat kecaman karena menyumbangkan vaksin Covid-19 kepada sekutu asing. Sementara Palestina mengeluh bahwa, sebagai kekuatan pendudukan, Israel seharusnya memasok lebih banyak kepada mereka.
Kan, penyiar publik Israel, yang awal pekan ini melaporkan bahwa Israel akan mengirimkan pengiriman kecil ke 19 negara, mengatakan Jaksa Agung Avichai Mandelblit sedang mencari klarifikasi tentang program tersebut.
Seorang pejabat di kantor Netanyahu mengatakan bahwa setelah pertanyaan hukum diajukan, penasihat keamanan nasional Netanyahu telah meminta Mandelblit untuk memberikan pendapatnya.
“Saya menyambut baik keputusan untuk membekukan transfer vaksin ke negara lain,” kata Gantz di Twitter. Gantz bertugas di pemerintahan Netanyahu sambil bersiap untuk menghadapi dia dalam pemilihan bulan depan.
Netanyahu awal pekan ini membela program yang disebutnya sebagai "diplomasi vaksin", dengan mengatakan Israel memiliki sisa vaksin Moderna yang "tidak terpakai".
"Saya pikir program itu merupakan keputusan yang cerdas sebagai imbalan atas banyak dividen yang telah kami terima, dalam banyak kontak berkelanjutan di berbagai bidang yang tidak akan saya uraikan di sini," katanya kepada wartawan, Rabu.
Israel telah memiliki salah satu peluncuran vaksin Covid-19 tercepat di dunia, dan hampir separuh populasinya telah menerima satu dosis.
Tapi mantan jenderal Gantz mengatakan keputusan untuk mendonasikan vaksin harus dibuat di "forum yang tepat" dan Netanyahu tidak akan mengambil tindakan sendiri.
Sumber: BeritaSatu.com