Praha, Beritasatu.com- Perdana Menteri Republik Cek, Andrej Babis pada Rabu (7/4/2021) melantik Petr Arenberger, menteri kesehatan keempatnya sejak pandemi Covid-19 dimulai.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Rabu (7/4/2021), pandemi Covid-19 telah melanda Republik Cek dengan keras, di tengah meningkatnya tekanan untuk mencari vaksin dari Rusia dan mungkin juga Tiongkok.
Petr Arenberger sebelumnya menjabat direktur Rumah Sakit Universitas Praha Vinohrady. Arenberger menggantikan Jan Blatny dan disumpah oleh Presiden Milos Zeman.
Blatny telah mengambil pekerjaan itu pada Oktober, tepat ketika infeksi Covid-19 melonjak di Republik Cek.
Menurut situs Our World in Data, tiga puncak pandemi telah menewaskan lebih dari 27.000 orang dan menempatkan negara berpenduduk 10,7 juta itu di peringkat teratas dunia dalam hal kematian per kapita.
Pemecatan Blatny terjadi setelah Babis menegurnya atas dugaan kurangnya dukungan untuk obat-obatan Covid-19 baru dan upaya sang menteri untuk menggunakan pengujian untuk membuka kembali sekolah.
Blatny juga sangat menentang untuk mengikuti sekutu Eropa tengah Hongaria dalam menggunakan vaksin Sputnik V Rusia sebelum regulator Uni Eropa menyetujuinya. Tindakan itu menempatkan Blatny pada jalur yang bertentangan dengan Presiden Zeman.
Zeman telah berbicara mendukung penggunaan vaksin Rusia dan lainnya yang dikembangkan oleh Tiongkokdan menuntut pemecatan Blatny.
“Masing-masing dari kita harus berusaha untuk mendapatkan vaksin sebanyak mungkin. Sayangnya pendahulu Anda… [telah] memblokir proses ini,” kata Zeman sambil mengumpat di depan Arenberger.
Blatny telah menepis kritik tersebut dan berdalih dia hanya mengizinkan penggunaan vaksin yang disetujui untuk meyakinkan orang bahwa vaksin aman, diuji dan benar-benar berfungsi.
“Dan itu sama dengan obat melawan Covid. Keputusan saya selalu didasarkan pada data dan analisis ilmiah,” katanya.
Sumber: BeritaSatu.com