Berlin, Beritasatu.com- Pemerintah Jerman berencana untuk berbicara dengan Moskwa tentang pembelian dosis vaksin Covid-19 Sputnik V Rusia jika disetujui oleh regulator Eropa.
Seperti dilaporkan AFP, Kamis (8/4/2021), rencana itu diungkap Menteri Kesehatan Jens Spahn kepada penyiar publik WDR. Dikatakan Jerman siap untuk melakukannya sendiri, tanpa Uni Eropa, jika penggunaan Sputnik bisa membuat Jerman mempercepat kampanye vaksinasi Covid-19.
"Komisi Uni Eropa kemarin mengatakan tidak akan menandatangani kontrak (untuk Sputnik) seperti untuk produsen lain - seperti BioNTech, misalnya - jadi saya katakan untuk Jerman dalam pertemuan para menteri kesehatan Uni Eropa bahwa kami akan mengadakan pembicaraan bilateral dengan Rusia," ujarnya.
Pengumuman itu datang satu hari setelah negara bagian Jerman, Bavaria, mengatakan telah menandatangani nota kesepahaman untuk membeli hingga 2,5 juta dosis vaksin Sputnik V jika disetujui oleh Badan Regulasi Obat Eropa atau European Medicines Agency (EMA). Selain opsi untuk mengimpor vaksin dari Rusia, fasilitas produksi juga akan disiapkan oleh perusahaan farmasi R-Pharm di kota Illertissen.
Ketertarikan Jerman yang besar pada vaksin Rusia muncul di tengah peluncuran inokulasi yang lambat, sekarang menjadi masalah penangkal petir saat Jerman bergulat dengan gelombang ketiga pandemi yang sengit.
Hanya 13% dari populasi Jerman yang telah menerima dosis pertama dari dua dosis vaksin Covid-19. Negara tersebut melaporkan lebih dari 20.000 infeksi baru pada hari Kamis dan lebih dari 300 kematian dalam 24 jam sebelumnya.
Bulan lalu, pemerintah Jerman menyatakan akan terbuka untuk menggunakan Sputnik V jika EMA memberikan lampu hijau.
EMA telah meluncurkan tinjauan bergulir terhadap Sputnik V, yang dapat menjadi vaksin virus corona non-Barat pertama yang digunakan di seluruh blok 27 negara.
Namun, Sputnik V telah menghadapi kritik di beberapa negara Barat, dan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menuduh Rusia dan Tiongkok menggunakan vaksin mereka untuk mendapatkan pengaruh di luar negeri.
Rusia mendaftarkan Sputnik V pada Agustus menjelang uji klinis skala besar, dan memicu kekhawatiran di antara para ahli atas proses jalur cepat. Tetapi ulasan Sputnik V selanjutnya sebagian besar positif. Hasil penerbitan jurnal medis The Lancet menunjukkan vaksin itu aman dan lebih dari 90 persen efektif.
Sumber: BeritaSatu.com