Khartoum, Beritasatu.com- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Selasa (18/1/2022) menyerukan diakhirinya kekerasan di Sudan untuk upaya mediasi.
"Pertama dan terutama, kami ingin mengakhiri kekerasan. Kami mengutuk dengan sangat jelas penggunaan peluru tajam dan kekuatan mematikan terhadap demonstran kemarin," kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen, ketika dimintai komentar Sekjen PBB tentang kerusuhan di Sudan.
"Kami terus meminta pihak berwenang untuk mengizinkan orang mengekspresikan diri mereka secara damai. Dan para demonstran harus bertindak dengan cara damai. Tetapi pasukan keamanan harus ada di sana untuk melindungi hak-hak orang untuk berdemonstrasi secara damai," katanya.
Menurut Dujarric, PBB juga menginginkan suasana yang positif dan kondusif bagi upaya mediasi Volker Perthes, perwakilan khusus Sekjen PBB untuk Sudan.
Dujarric menambahkan selain pekerjaan Perthes, badan dunia bekerja sama dengan Liga Negara-negara Arab, Uni Afrika, dan sejumlah negara yang memiliki kepentingan khusus di Sudan.
“Tujuh pengunjuk rasa tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan selama demonstrasi Senin di ibu kota Khartoum. Lima puluh petugas polisi dan 22 warga terluka,” kata polisi Selasa.
Protes massal terjadi pada hari Senin di Khartoum dan kota-kota lain untuk menuntut pemerintahan sipil di Sudan.
Sudan telah mengalami krisis politik setelah komandan umum Angkatan Bersenjata Sudan Abdel Fattah Al-Burhan menyatakan keadaan darurat pada 25 Oktober 2021, dan membubarkan Dewan Berdaulat dan pemerintah.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com