Jakarta, Beritasatu.com - Bank Indonesia menekankan pentingnya langkah untuk memperkuat manajemen risiko dengan selalu mengevaluasi berbagai kebijakan setiap bulannya untuk menyesuaikan dengan perkembangan terkini.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa dinamika perkembangan global yang berlangsung cepat membutuhkan kebijakan yang perlu terus disesuaikan atau kalibrasi mengikuti perkembangan agar tercapai tujuan yang diharapkan.
"Respon kebijakan yang lebih cepat dan dikalibrasi kesinambungan berkala. Kita perlu updatenya setiap bulan meski kita sudah rumuskan visi misi strategic bisnis selama 5 tahun dan ada juga program tahunan tapi review yang lebih sering diperlukan agar enggak ketinggalan menyesuaikan perkembangan dinamika yang demikian cepat gejolak , digitalisasi dan proses politik yang ada," ucap Perry dalam dalam Seminar Nasional Manajemen Risiko secara virtual, Rabu (23/11).
Menurutnya berbagai kebijakan harus lebih responsif dan forward looking. Namun dalam aspek kelembagaan efektivitas efisiensi, tata kelola dalam hal mengimplementasikan berbagai major proyek di masing-masing institusi.
Oleh karena itu, policy dan strategic risk perlu dicermati untuk mengantisipasi dinamika.
Kedua, berkaitan market dan financial risk. Terlebih gejolak global yang berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi globa imbas ketegangan geopolitik yang juga bermuara pada tingginya inflasi.
"Gejolak ini memicu juga tekanan pada nilai tukar di sejumlah negara termasuk rupiah yang tentunya berdampak pada sisi kegiatan operasional," tegasnya.
Selanjutnya ada risiko market yang berkaitan dengan stress test yakni pengaruh kenaikan interest rate,hedging rate dan dinamika ekonomi terhadap program kerja.
"Demikian juga dampak ke balance sheet kita perlu melihat bagaimana kenakan suku bunga yield SBN dan nilai tukar rupiah berdampak ke balance sheet. Kenaikan yield berimplikasi ke market terutama aset di berbagai sekuritas,"pungkasnya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com