Jakarta, Beritasatu.com - Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di Indonesia menjadi isu yang meresahkan dunia kerja. Bagaimana tidak, dua perusahaan teknologi besar di Indonesia, yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia dan Ruangguru, memberhentikan ratusan karyawannya pada pekan lalu. Padahal, perusahaan ini menjadi dua dari sedikit perusahaan teknologi di Indonesia yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19. Situasi global yang penuh ketidakpastian pun ditengarai menjadi alasan fenomena tech winter tersebut.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan untuk mengantisipasi gelombang PHK lebih besar pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memberikan stimulus pada sejumlah sektor industri. "Ini sifatnya untuk mengantisipasi. Belum terjadi, artinya belum berdampak langsung pada korporasi. Korporasi yang akan kita bantu adalah menengah dan kecil yang memang terdampak dan (kami) sudah minta kepada OJK untuk perpanjangan restrukturisasi kredit UMKM," ujar saat menjadi bintang tamu dalam Obrolan Malam Fristian, di BTV Rabu (23/11).
Dia menegaskan gelombang PHK massal di Indonesia belum sampai pada level mengkhawatirkan seperti yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Menko Airlangga juga mengkonfirmasi kemungkinan akan ada stimulus untuk membantu pemulihan ekonomi bagi beberapa sektor industri. "Ya, stimulusnya dalam bentuk keleluasaan dari OJK. Hal ini masih akan dimatangkan oleh OJK," tegasnya.
Airlangga menilai PHK massal yang terjadi belakangan ini tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di berbagai belahan dunia. Pemberhentian karyawan secara masif terjadi di beberapa sektor, di antaranya tekstil, besi dan makanan. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan PHK juga terjadi di beberapa industri lain.
"Kita lihat di sektor garmen, steel dan food itu memang terkena karena resesi di Amerika maupun Eropa. Ini terjadi karena inflasi tinggi, sehingga demand-nya agak turun," kata Airlangga.
Terkait dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), khususnya bagi industri skala kecil dan menengah, Airlangga mengakui bahwa terdapat penurunan serapan PEN beberapa waktu terakhir.
Untuk itu, pemerintah akan menggenjot serapan hingga 60% di akhir tahun guna memperpanjang napas UMKM di tengah kondisi ekonomi pascapandemi Covid-19. "Serapan PEN tentu berkurang, karena jumlah vaksinasi dan sektor kesehatan. Tentu kita akan melihat sampai akhir tahun, kemungkinan sampai 60%," kata Menko Airlangga.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com