Jakarta, Beritasatu.com- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memperkirakan perusahaan asuransi jiwa bakal mencatatkan pertumbuhan bisnis di tahun 2023. Namun perusahaan asuransi jiwa diimbau lebih hati-hati karena sejumlah tantangan yang semakin nyata.
Berdasarkan data AAJI, total pendapatan premi asuransi jiwa dibukukan mencapai Rp 143,75 triliun atau turun 3,8% year on year (yoy) hingga kuartal III 2022. Namun pendapatan premi dari bisnis syariah, tradisional asuransi kumpulan, serta pembayaran reguler masih mencatatkan pertumbuhan.
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon, tantangan ke depan sudah terlihat cukup berat dengan inflasi dan lainnya. Indonesia secara umum meski di bawah tekanan, tetapi pertumbuhan masih bisa dijaga pemerintah. Hal ini menjadi salah satu sumber harapan bagi industri asuransi jiwa.
Berikutnya, dasar harapan untuk bisa tumbuh di tahun depan bahwa kesadaran asuransi terus meningkat terutama dari sisi produk kesehatan. Selain itu, kanal distribusi agensi untuk pertama kalinya sejak 2 tahun terakhir tumbuh positif.
"Kalau ada satu atau dua kata yang bisa mencerminkan semangat industri asuransi jiwa untuk tahun depan adalah growth, tetapi prudent. Tebakan saya, tidak banyak perusahaan asuransi jiwa yang berani mencanangkan target pertumbuhan yang tinggi, tapi pasti masih mencanangkan pertumbuhan positif," kata Budi, baru-baru ini.
Dia mengimbau agar perusahaan asuransi lebih hati-hati di tahun depan karena tantangan kian nyata. Alasan untuk tumbuh selalu ada, khususnya potensi besar dari tingginya masyarakat yang membayar sendiri biaya kesehatan tanpa didukung BPJS Kesehatan.
Baca selanjutnya
Kepala Departemen Hubungan Dalam Negeri AAJI Kustiawan mengungkapkan, masyarakat Indonesia sudah ...
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily