Jakarta, Beritasatu.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai sejumlah analis, akan kuat menghadapi isu rencana kenaikan Fed Fund Rate (FFR) serta adanya demonstrasi di Tiongkok. Pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono menilai, dua sentimen global tersebut hanya terjadi sementara.
Wahyu mengakui, pernyataan Presiden Fed St Louis James Bullard tentang The Fed yang perlu menaikkan suku bunga sedikit lebih jauh, memicu spekulasi adanya lanjutan agresivitas dewan rapat kebijakan bank sentral Amerika Serikat / Federal Open Market Committee (FOMC).
Namun sebelumnya, FOMC meeting minutes menegaskan, potensi perlambatan kenaikan suku bunga atau agresivitas mereda yakni hanya 50 atau 25 bsp. Walaupun tingkat suku bunga akan masih tinggi ke depannya.
“Artinya tren masih cukup support bagi bursa saham Wall Street dan lawan USD. Kepastiannya akan terjadi pada FOMC DEC nantinya,” tutur Wahyu kepada Investor Daily, Selasa (29/11/2022).
Senada, demo langka tentang zero Covid-19 policy di Tiongkok juga diakui sebagai sentimen negatif. Namun sifatnya akan sementara juga. Namun dalam jangka menengah, masih ada harapan positif bagi pasar.
“Antara isu Tiongkok dan Fed, jelas sementara Fed masih akan jadi isu paling utama sebagai lokomotif sentimen. Dengan demikian, short term mungkin akan terjadi koreksi wajar namun kecenderungannya konsolidasi rebound. IHSG apapun isunya selama ini masih cukup kuat. Better than others,” tegas Wahyu.
Baca selanjutnya
Secara singkat, dia merangkum bahwa sejumlah sentimen yang menyelimuti IHSG tahun ...
Halaman: 123selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily