Jakarta, Beritasatu.com - Mahalnya tiket pesawat terbang beberapa waktu lalu tak lepas dari pandemi Covid-19 yang melanda industri penerbangan di dunia, termasuk di Indonesia. Pandemi membuat aktivitas dan pergerakan manusia terbatas. Imbasnya, mayoritas maskapai melakukan penyesuaian jadwal penerbangan dan memarkir pesawatnya di hanggar untuk sekadar bertahan.
Selain minimnya jumlah penumpang, industri aviasi juga dihadapkan pada lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM) avtur yang sempat melambung hingga 170% seiring meroketnya harga minyak mentah dunia akibat perang Ukraina-Rusia. Pada Juli 2022, harga minyak sempat mencapai posisi tertinggi US$ 147 per barel dan posisi saat ini berkisar US$ 80-an per barel.
Pemicu lainnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengizinkan maskapai khusus penerbangan domestik menetapkan biaya tambahan bahan bakar kepada konsumen pada April 2022. Akibatnya, harga tiket pesawat menjadi lebih mahal. Berdasarkan catatat, harga tiket sempat melambung 150% sampai 300% dibanding harga rata-rata normal.
Kenaikan harga tiket pesawat yang puncaknya terjadi pada Agustus 2022 membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta anak buahnya Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir segera mengatasi masalah tersebut.
"Di lapangan yang saya dengar juga ada keluhan 'Pak, harga tiket pesawat tinggi'. Ini sudah langsung saya reaksi, Pak Menteri Perhubungan saya perintah segera ini diselesaikan," katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022, Kamis (18/8/2022).
Baca selanjutnya
Frekuensi PenerbanganMengutip sejumlah online travel agent (OTA), harga tiket pesawat Jakarta-Surabaya ...
Halaman: 1234selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com