Jakarta, Beritasatu.com– Emiten logistik batu bara, PT RMK Energy Tbk (RMKE) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 1 triliun pada 2024-2026 untuk membangun infrastruktur jalan angkut sepanjang 155 kilometer (km). Sedangkan pada 2023, perseroan mengalokasokan capex Rp 350 miliar untuk jalan angkut 20-25 km dan 40 km.
“Capex untuk jalan 20 km-25 km, ada dua jalan satu ke Lahat, satu ke Muara Enim. Di Lahat ada banyak tambang, di Muara Enim ada banyak tambang. Khusus untuk logistik, bukan mining. Jadi kami investasi infrastruktur untuk mengunci tambang,” jelas Direktur Keuangan RMK Energy Vincent Saputra dalam media visit ke B Universe, Rabu (30/11/2022).
Dari belanja modal yang digelontorkan tahun depan, perseroan memproyeksikan pendapatan Rp 3,2 triliun. Sumbernya 75% dari perdagangan dan 25% dari layanan logistik. Target ini diiringi asumsi laba bersih di kisaran Rp 558,6 miliar. Sedangkan dari capex Rp 1 triliun sampai 2026, perusahaan infrastruktur logistik batu bara tersebut mengharapkan pendapatan Rp 36,3 triliun dengan laba bersih Rp 1,3 triliun.
“Dengan mengeluarkan capex Rp 1 triliun, kami bisa meng-handle batu bara sampai 20 juta ton, sekarang 8-9 juta ton. Jadi secara perhitungan, pendapatan kami dan lain-lain akan naik lebih dari dua kali lipat. Makanya kami berani mengeluarkan capex seperti itu,” tegas Vincent.
Proyek infrastruktur jalan angkut sepanjang 155 km tersebut, ditegaskan mulai beroperasi dan mendatangkan pendapatan tambahan secara konsolidasi pada 2026. Bila dihitung secara tahunan, RMKE akan mengeluarkan capex sekitar Rp 300 miliar per tahun dari 2024 sampai 2026 secara bertahap. “Namunakan ada pendapatan double dari yang sudah ada sekarang,” imbuh Vincent.
Sebagai gambaran perseroan telah membukukan pendapatan usaha Rp 1,9 triliun dalam sembilan bulan tahun 2022, naik 121,66% dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy). Di saat yang sama, laba bersih usaha perseroan meningkat 153,9% (yoy) menjadi Rp 296,37 miliar.
Pertumbuhan kinerja keuangan perseroan sepanjang kuartal III 2022 tidak lepas dari meningkatnya kinerja operasional RMKE. Dari segmen penjualan batu bara, perusahaan mengantongi pendapatan usaha Rp 1,52 triliun, naik 160,02% (yoy).
Kenaikan pendapatan penjualan batu bara ini didukung kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 38,36% (yoy) menjadi 1,62 juta ton sampai September 2022. Pendapatan ini berkontribusi 79,53% terhadap total pendapatan RMKE.
Kemudian, laba kotor disumbang dari segmen penjualan batu bara sebesar Rp 324,17 atau meningkat 188,87% (yoy) dan berkontribusi 74,37% terhadap total laba kotor perusahaan. Sementara dari segmen jasa batu bara, RMKE mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 389,94 miliar, tumbuh 40,91% (yoy). Meningkatnya pendapatan penjualan batu bara didukung kenaikan volume jasa batu bara sebesar 44,54% (yoy) pada kuartal III-2022.
Hingga akhir kuartal III 2022, volume jasa batu bara mencapai 5,46 juta ton atau meningkat 21,08% (yoy). Pendapatan tersebut berkontribusi 20,47% terhadap total pendapatan perseroan.
Adapun dari sisi laba kotor yang dihasilkan dari segmen jasa batu bara, perseroan membukukan Rp 111,72 miliar atau naik 39,51% (yoy) dan menyumbang 25,63% terhadap total laba kotor perseroan.
Tahun ini, RMKE optimistis dapat membukukan pendapatan Rp 2,5 triliun dan laba bersih Rp 375,4 miliar sampai Desember 2022. “Saat ini ada delapan tambang yang dilayani, tetapi ada belasan tambang yang belum bisa keluar (terangkut komoditasnya) sampai hari ini, dengan kita bangun infrastruktur itu, tambang-tambang yang tidak bisa keluar ini jadi bisa hidup,” tutup Vincent.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily