Jakarta, Beritasatu.com - PT Bank INA Perdana Tbk (BINA) bersiap kembali menggelar rights issue dengan mengincar dana hingga Rp 1,2 triliun dalam rangka memperkuat struktur permodalan. Dana segar dari pasar modal itu diharapkan akan menopang kinerja Bank Ina.
Direktur Utama Bank INA Perdana Daniel Budirahayu menjelaskan, aksi korporasi ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan modal inti yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam POJK No.12/2020 mengenai Konsolidasi Bank Umum yakni minimal memiliki modal inti sebesar Rp 3 triliun di akhir tahun 2022. Perseroan telah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada 30 November 2022 untuk melakukan penambahan modal hak memesan efek terlebih dahulu atau PMHMETD IV.
Dalam aksi ini, perseroan akan menawarkan 296.854.687 saham dengan harga pelaksanaan Rp 4.050 sehingga jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam PMHMETD IV ini sebanyak-banyaknya Rp 1,2 triliun. “Nantinya seluruh dana yang didapat akan digunakan perseroan untuk memperkuat struktur modal kerja, dan diharapkan aksi korporasi ini bisa diterima dengan baik oleh para investor,” jelasnya Kamis (1/12/22).
Daniel optimistis kinerja Bank INA akan mengalami peningkatan seiring penambahan kemampuan untuk melakukan fungsi intermediasi. Untuk diketahui, pada kuartal III 2022 ini Bank INA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 94,83 miliar, atau melonjak 224% dibanding periode sama tahun 2021 yang sebesar Rp 29,24 miliar.
Apapun hingga September 2022, Bank INA Perdana berhasil melakukan penghimpunan dana sebesar Rp 17,54 triliun sampai dengan akhir September 2022, tumbuh 82% yoy. Penyaluran kredit juga tumbuh 196% yoy atau sebesar Rp 8,65 triliun.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily