Jakarta, Beritasatu.com - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan, banyak perusahaan rintisan atau startup yang saat ini melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) lantaran perusahaan tersebut melakukan rasionalisasi, menyusul terjadinya perubahan model bisnis.
Semuel mencontohkan PHK yang terjadi di GoTo. Langkah PHK diambil karena perusahaan tersebut belum lama ini melakukan merger antara GoJek dan Tokopedia. Kemudian PHK di Ruang Guru lantaran sistem belajar saat ini sudah mulai beralih sepenuhnya ke offline, tidak lagi online seperti di masa awal pandemi Covid-19.
“Jadi menurut saya saat ini mereka masih dalam tahapan rasionalisasi,” kata Semuel dalam acara Forum Ekonomi Digital Kominfo V dengan tema “Musim Dingin Startup Digital: Dampak dan Tantangan Terhadap Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia”, di Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Semuel menyampaikan, langkah PHK yang diambil perusahaan startup sebetulnya juga terjadi di industri lain, khususnya industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki. Dibandingkan kedua industri tersebut, PHK yang terjadi di startup sebetulnya lebih kecil.
“Secara menyeluruh, kita lihat ini masih dalam tahapan yang bisa diterima perubahan-perubahannya, tidak seperti layoff yang besar-besaran,” katas Semuel.
Di sisi lain, Semuel melihatnya adanya talenta-talenta digital yang mengalami PHK diharapkan bisa diserap oleh industri lain yang ingin melakukan transformasi digital.
"Kebetulan juga kita sedang melakukan transformasi digital, harapannya mungkin ada jembatan yang kita bisa bangun. Dari diskusi di Kominfo, mungkin kita akan mendata talenta-talenta yang kemarin terkena layoff. Mungkin juga bisa digunakan untuk industri-industri yang lain, mungkin juga bisa dipakai oleh pemerintah, kita lihat. Kita akan mendata itu,” kata Semuel.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad di acara yang sama menyampaikan, PHK banyak dilakukan perusahaan startup menyusul adanya penurunan pendanaan.
Sebelumnya di 2021, investasi di sektor digital di Indonesia mencapai Rp 144,06 triliun. Di tahun tersebut, banyak perusahaan rintisan yang memperoleh pendanaan dengan nilai besar. Dana tersebut kemudian digunakan untuk melakukan ekspansi, termasuk menambah sumber daya manusia (SDM).
Namun di 2022, kondisinya berubah. Nilai investasi di sektor digital hingga November 2022 hanya tinggal Rp 53,58 triliun.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com