Jakarta, Beritasatu.com - Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masuk dalam 10 deretan saham yang mengalami tekanan cukup besar pekan ini setelah berakhirnya masa lock up period pada 30 November lalu. Sepanjang data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 28 November-2 Desember, GOTO alami penurunan 28,65% jadi Rp 132, dari akhir pekan lalu Rp 185. Koreksi akhir minggu ini menandai GOTO tertekan dalam 10 hari berturut-turut.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, pelemahan yang terjadi pada saham teknologi, termasuk GOTO menjelang akhir tahun 2022 ini, diakibatkan kenaikan suku bunga tinggi dan dipengaruhi tingkat profitabilitas para emiten teknologi. “Tren pelemahan ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga pertengahan tahun depan sering dengan stance kebijakan moneter The Fed yang masih hawkish,” jelasnya kepada Investor Daily.
Lantas apakah saat ini menjadi momen tepat mulai mengoleksi saham teknologi? “Belum, investor bisa mencermati di tahun depan ketika The Fed akan mulai bersikap dovish, tetapi investor bisa melakukan strategi trading dengan memanfaatkan momentum turunnya yield obligasi AS,” ujarnya.
Menurut Fajar, sentimen yang bakal menjadi sentimen positif pendongkrak kinerja emiten sektor teknologi termasuk GOTO yaitu ketika inflasi Amerika Serikat (AS) melandai serta stance kebijakan moneter dari The fed yang dovish.
Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan kepada investor untuk wait and see terlebih dahulu hingga muncul sinyal reversal. “Kami perkirakan bila GOTO menguat berpeluang naik untuk uji Rp 164-Rp 170,” kata Herditya.
Berdasarkan riset, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus mengapresiasi kinerja GOTO pada kuartal III 2022 sejalan dengan peningkatan total nilai transaksi yang tumbuh sebesar 33% dibanding tahun lalu dan margin kontribusi group pada kuartal III 2022 meningkat 41% dibanding kuartal lalu. “GTV dan margin kontribusi tumbuh lebih baik daripada kuartal sebelumnya,” kata Nico.
Pada periode itu GOTO berhasil mencatatkan perbaikan kinerja keuangan yang signifikan diikuti dengan menurunya beban operasional dan menekan rugi.
Dalam paparan kinerja yang disampaikan GOTO belum lama ini, perseroan melaporkan nilai Gross Transaction Value (GTV) sebesar Rp 161 triliun pada kuartal III 2022 atau meningkat 33% dibanding tahun lalu. Peningkatan juga diiringi dengan kenaikan pendapatan kotor yang mencapai Rp 5,9 triliun. Selain itu, pendapatan kotor GOTO naik Rp 385 miliar dalam satu kuartal terakhir.
Jumlah beban promosi kepada pelanggan, penjualan, dan pemasaran keseluruhannya membaik 6,1% dibanding kuartal kedua. Beban umum dan administrasi juga berhasil digunting sebanyak 9,6% menjadi Rp 2,9 triliun.
Menurut Nico, pertumbuhan GTV GOTO berhasil diraih di saat manajemen memangkas biaya promosi dan insentif. Hal ini, juga menunjukkan loyalitas pelanggan GOTO dengan tetap bertransaksi di platform, meski promosi sudah berkurang.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily