Chicago, Beritasatu.com- Harga emas naik di akhir perdagangan Selasa (6/12/2022), dari penurunan tajam sehari sebelumnya. Namun harga emas masih tetap berada di bawah level psikologis US$ 1.800 karena imbal hasil obligasi pemerintah AS melemah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange, terdongkrak US$ 1,10 atau 0,06% menjadi US$ 1.782,40 per ons setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di US$ 1.793,20 dan terendah sesi di US$ 1.779,10.
Emas berjangka anjlok US$ 28,30 atau 1,56% menjadi US$ 1.781,30 pada Senin (5/12) setelah tergelincir US$ 5,60 atau 0,31% menjadi US$ 1.809,60 pada Jumat (2/12/2022), dan melonjak US$ 55,3 atau 3,14% menjadi US$ 1.815,20 pada hari Kamis (1/12/2022).
Kenaikan emas pada Selasa (6/12/2022) juga merupakan koreksi dari penurunan tajam pada Senin (5/12/2022). Meski demikian, indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS akan tetap menjadi pendorong utama harga emas.
Secara teknis, menurut analis pasar, emas telah diperdagangkan naik selama 2-3 minggu dan sebuah higher low muncul di area US$ 1.760 hingga US$ 1.765 , naik dari level terendah sebelumnya di dekat US$ 1.725.
Investor juga menunggu pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) minggu depan.
Logam mulia lainnya, perak pengiriman pada bulan Maret turun 8,2 sen atau 0,37% menjadi US$ 22,335 per ons. Platinum untuk pengiriman pada bulan Januari turun US$ 12,1 atau 1,2% menjadi US$ 995,40 per ons.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: ANTARA