Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) siap membawa empat BUMN melantai di bursa pada tahun depan. Dua BUMN berasal dari Grup Pertamina yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Sedangkan dua BUMN lainnya yaitu subholding dari PT Perkebunan Nusantara, PalmCo, dan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).
Aksi penghimpunan dana publik yang dieksekusi perusahaan-perusahaan pelat merah ini secara grand design bertujuan untuk memperkuat industri energi dan pangan.
Asal tahu saja, PHE misalnya. Perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi minyak dan gas ini memiliki kebutuhan belanja modal (capex) sebesar US$ 4 miliar sampai US$ 5 miliar atau setara Rp 60 hingga Rp 90 triliun.
“Jadi, kita berharap melalui IPO PHE ini selain dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, juga bisa mendapatkan diversifikasi sumber pendanaan yang selama ini diperoleh melalui holding. Kita melihat total capex untuk bisa mengembangkan PHE berkisar US$ 4 miliar sampai US$ 6 miliar atau Rp 60 triliun sampai Rp 90 triliun,” ungkap Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (7/12/2022).
Menurut Pahala total pendanaan itu sangatlah besar. Namun dirinya optimistis, dengan adanya momentum harga minyak dan gas bumi yang kini relatif tinggi akan menjadi sentimen positif yang memacu investor untuk berpartisipasi agresif.
Ditambah lagi, jumlah emiten produksi migas seperti PHE di pasar modal Indonesia masih terbilang sedikit. Atas dua pertimbangan tersebut, Pahala meyakini, IPO PHE akan berjalan optimal.
“Jadi, kita harapkan dengan IPO ini, sumber permodalan bisa digunakan untuk membiayai kegiatan eksplorasi di wilayah kerja PHE khususnya di Jawa, Sumatera, dan Papua,” imbuhnya.
Baca selanjutnya
Dibandingkan PHE, IPO terdekat sepertinya akan lebih dulu dieksekusi PGE. Sebab, ...
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily